Ribuan warga Blora, Jawa Tengah, menggelar tradisi gas deso, hari ini. Mereka kompak mengenakan pakaian adat Samin.
Tradisi gas deso itu digelar di Jalan Pemuda, Rabu (16/8/2023). Acara tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI.
Di daerah lain, tradisi gas deso ini juga lebih dikenal sebagai sedekah bumi. Biasanya tradisi ini digelar oleh masyarakat di tingkat desa atau kelurahan. Namun kali ini Pemkab blora menggelarnya untuk tingkat kabupaten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya gas deso dilakukan di masing-masing desa/kelurahan, dalam rangka kemerdekaan kita adakan tasyakuran dilaksanakan di tingkat kabupaten dalam rangka Gas Deso Bumi Blora," terang Bupati Blora Arief Rohman kepada wartawan usai acara, Rabu (16/8/2023).
Acara gas deso itu diikuti 5.731 peserta yang mengenakan pakaian adat Samin berupa baju serba hitam dan ikat kepala. Duduk bersila memenuhi sepanjang jalan Pemuda Blora, mereka membawa 9.640 nasi berkat yang dibungkus dengan daun jati.
"Ini simbol persatuan dan kesatuan. Gas Deso punya makna kebersamaan, kerukunan, saling memberi dan menerima dengan ikhlas dan riang gembira," beber Arief.
Gas Deso Bumi Blora ini diikuti oleh 369 dari dinas, instansi, lembaga, kecamatan, pemerintah desa/kelurahan, sekolahan, tokoh serta masyarakat umum. Mereka semuanya membawa sajian berkat dengan dibungkus daun jati dan mengenakan pakaian adat Samin.
![]() |
"Ini menandakan masyarakat Blora yang suka sedekah dan beramal. Sedekah bumi atau istilahnya gas deso tingkat kabupaten ini dalam rangka mensyukuri nikmat apa yang telah kita terima," ucap Arief.
Sebelumnya juga dilakukan menyatukan tanah dan air dari masing-masing kecamatan dan desa seluruh Kabupaten Blora. Sebanyak 16 kecamatan dan 295 desa di Blora.
"Air dan tanah se-Kabupaten Blora ini kita satukan dalam satu wadah dalam rangka untuk persatuan, keamanan, kondusifitas kabupaten Blora. Dan apa yang menjadi cita-cita kita bersama untuk memajukan Kabupaten Blora bisa kita terlaksana," terang Arief.
Usai tokoh agama membacakan doa, semua warga Blora kemudian berebut makanan yang telah disajikan berbungkus godong jati. Ada yang dimakan di tempat, ada juga yang dibawa pulang.
(ahr/dil)