Bangunan Stasiun Juwana yang berada di Kabupaten Pati masih terlihat usang dan terawat. Padahal, pada masanya, bangunan yang dulunya kokoh itu menjadi fasilitas penting bagi masyarakat setempat.
Namun, semenjak kereta api tak lagi melintas di stasiun itu, kejayaannya pun memudar. Warga kini memanfaatkan bangunan kuno itu untuk parkir kendaraan dan bermain badminton.
Bangunan tinggal dua kantor yang berada di sebelah timur dan barat. Lantai stasiun pun sudah rusak tinggal tanah. Sementara area bekas stasiun sebelah timur menjadi lahan parkir. Sebelah barat menjadi lapangan badminton dan tempat Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD.
Di sekeliling bekas stasiun terdapat papan bertuliskan tanah milik PT Kereta Api Indonesia. Selain itu juga di sekeliling bekas stasiun yang dibangun oleh Semarang-Joana-Stoomtram-maatschappij (SJS) sekarang banyak ditinggali rumah warga.
Salah satu Warga Doropayung, Edi Supriyanto (53) mengenang keberadaan bekas Stasiun Juwana. Menurutnya dulu ada empat rel di stasiun tersebut. Rel itu terhubung ke beberapa daerah, seperti Tayu, Rembang, dan Semarang.
"Sepengetahuan saya itu untuk rel satu, dua, tiga dan empat, untuk satu arah Kudus, kedua arah Tayu, ketiga Rembang, itu kereta barang dan pedagang," kata Edi kepada detikJateng ditemui di lokasi, Kamis (10/8/2023).
Salah satu perangkat desa Doropayung, Saleh mengatakan Stasiun Juwana dibangun oleh perusahaan swasta Semarang-Joana-Stoomtram-maatschappij (SJS) sekitar tahun 1800-an. Namun stasiun tersebut berhenti beroperasi sekitar tahun 1984.
"Berhenti sekitar 1984, waktu saya masih SD sudah berhenti beroperasi," kata Saleh saat ditemui di lokasi.
Dia menyebut dulunya kereta api menjadi salah satu alat transportasi andalan warga Juwana. Dia sendiri juga sempat merasakan naik KA dari stasiun itu saat diajak keluarganya ke Solo.
Selengkapnya baca halaman selanjutnya
Simak Video "Video: Prabowo Perintahkan Tambah Rangkaian KRL, Setujui Anggaran Rp 5 T"
(ahr/ahr)