Kota Medan memiliki banyak pasar tradisional yang legendaris. Satu di antaranya ada Pasar Hongkong yang sudah ada sejak era kolonial Belanda dan dijuluki China Town-nya Medan.
Pasar Hongkong berada satu area dengan eks Hotel Soechi Medan. Letaknya berada di Jalan MT Haryono, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Medan Kota, Medan.
Berdasarkan pantauan, Jumat (1/8/2025), Pasar Hongkong Medan tidak memiliki aktivitas jual-beli, hanya ada beberapa pekerja yang keluar masuk pasar tersebut. Diketahui, pasar ini tutup pada tahun 2024 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Tutup tahun lalu, katanya tutup sementara karena ada renovasi," kata jukir setempat Imran kepada detikSumut.
Imran bercerita bahwa Pasar Hongkong ini dulunya begitu berjaya dengan padatnya aktivitas jual beli, khususnya usaha tekstil. Pasar ini berada di basement eks Hotel Soechi Medan.
Lebih lanjut, Imran berpendapat bahwa nama Pasar Hongkong ini dibuat lantaran banyaknya pembeli etnis Tionghoa yang berbelanja di pasar ini.
"Ramai lah pasar ini dulu, banyak orang Tionghoa yang jualan dan belanja. Ada yang belanja kain, elektronik, sama sayuran pun ada lengkap. Pasar ini juga yang buat ramai toko-toko di dekatnya," ujar Imran.
Kenangan berbelanja di Pasar Hongkong Medan turut dirasakan oleh warga Medan Tetty yang mengenang berbelanja dengan orang tuanya di Pasar Hongkong.
"Beberapa kali pernah ikut belanja di Pajak Hongkong ini. Tempatnya itu ramai kali banyak orang China yang jualan sama belanja. Kalau siap belanja pasti kita beli sate di depan pajak yang laris itu," kenang Tetty.
"Kalau harganya ya enggak mahal tapi enggak murah juga, tapi di sini lumayan lengkap jualannya dan udah ada langganan juga," sambungnya.
Sejarahwan Sumut Azis Rizky Lubis mengungkapkan bahwa bahwa Pasar Hongkong Medan sudah berdiri sejak tahun 1905, setelah berdirinya Pasar Ikan Lama.
"Awalnya itu Pasar Hongkong yang dibangun pada tahun 1905 ini diperuntukkan untuk berdagang sayur. Nah, karena semakin banyak pedagang, mulai bermunculan aneka jenis dagangan seperti salah satunya alat kendaraan yaitu Rixau yaitu becak yang ditarik oleh tenaga manusia atau dikenalnya dengan nama Becak Hongkong," ungkap Azis kepada detikSumut.
"Setelah adanya perdagangan tersebut, mulailah orang menyebut Pasar Hongkong. Selain itu juga memang banyak pedagang Tionghoa yang berdagang. Di samping menjual kendaraan tadi, terbentuklah suasana di Hongkong," lanjutnya.
Lebih lanjut, Azis bercerita bahwa hadirnya Pasar Hongkong di era kolonial ini membuat kawasan tersebut bak China Town. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya aktivitas jual beli oleh masyarakat etnis Tionghoa.
"China Town pada saat itu, belum bergeser ke Kesawan ya yang belum semegah saat ini. Walaupun ada Tjong A Fie di situ, tidak semua yang berdagang di situ (Kesawan) orang Tionghoa ya. Tapi untuk perdagangannya sendiri di Pasar Hongkong ini," ucap Azis.
Simak Video "Video: Heboh Kondisi Kandang Medan Zoo Viral Tak Terawat"
[Gambas:Video 20detik]
(nkm/nkm)