Bahasa Sunda menjadi bahasa yang digunakan sehari-hari di wilayah Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Meski lekat dengan bahasa yang digunakan warga Jawa Barat, nyatanya mayoritas warga setempat menggunakan bahasa tersebut sejak lama.
Meski demikian, Pengawas Koordinator Wilayah Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Dayeuhluhur, Tusmiyanto menjelaskan terdapat perbedaan istilah bahasa Sunda yang terdapat di Dayeuhluhur.
"Perbedaannya begini, dari sisi dialek sudah berbeda. Bahasanya itu sudah tidak sehalus bahasa Ciamis dan Tasik," kata Tusmiyanto kepada detikJateng, Senin (10/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya mencontohkan ada satu kata yang tidak digunakan oleh warga Jawa Barat. Misal penggunaan kata 'hageuy'.
"Hageuy itu bahasa samar-samar bisa artinya iya. Kalau di Jawa Barat itu biasanya pakai kata atos atau parantos menggunakannya. Dan di Tasik itu nggak ada bahasa hageuy," terangnya.
Menurutnya masyarakat Dayeuhluhur tidak menggunakan logat ngapak sama sekali. Jadi komunikasi keseharian menggunakan bahasa Sunda murni.
"Logat ngapak tidak ada. Bahasanya pakai Sunda murni. Hanya ada tambahan-tambahan yang di Ciamis dan Tasik tidak ada, tapi di sini malah ada," jelasnya.
"Misal juga untuk menyebut saya. Di sini ada beberapa penggunaan. Bisa abi, urang, ataupun uing. Itu bahasa kasar banget yang di Tasik tidak ada. Ada yang lebih dari itu," tambahnya.
Oleh sebab itu, dirinya memandang ini menjadi penting untuk dilestarikan karena memiliki keunikan tersendiri.
"Perbendaharaan katanya lebih banyak. Justru yang menurut saya termasuk perbendaharaan yang aneh-aneh begitu," pungkasnya.
(rih/apl)