.webp)
Diandra Agatha Kirana (10) warga Desa Mejasem, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, mengikuti ruwatan cukur rambut gimbal di Dieng tadi malam. Anak berambut gimbal ini mencukur rambutnya yang tumbuh menjadi gimbal sejak 11 bulan lalu.
Ritual cukur rambut gimbal ini biasanya dilakukan meriah saat gelaran Dieng Culture Festival (DCF). Ada lebih dari 10 anak berambut gimbal yang diruwat saat DCF. Namun karena tahun ini DCF tidak digelar, anak berambut gimbal yang meminta untuk dicukur, ruwatan pun dilakukan sendiri-sendiri secara lebih sederhana.
Seperti ruwatan cukur rambut gimbal pada Diandra, anak berambut gimbal asal Kabupaten Tegal yang dicukur di rumah saudaranya di Desa Dieng Kulon. Namun meski digelar lebih sederhana, namun makanan yang disajikan komplit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada tujuh macam tumpeng dan aneka jajanan pasar. Yang menarik adalah adanya buju ropyong. Ini adalah tumpeng yang diberi aneka jajanan yang ditusuk pada nasi tumpeng. Selain itu, juga ada nasi tumpeng hitam,serta ada nasi tumpeng yang dikalungkan kelapa.
"Ada 7 tumpeng atau buju. Yang menarik adalah buju ropyong ini tumpeng tapi ada jajanannya yang ditusuk di bagian atas tumpeng. Ini menggambarkan anak berambut gimbal," kata Kepala Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur, Banjarnegara Slamet Budiono usai prosesi ruwatan.
Selain itu, juga terdapat aneka jajanan pasar. Mulai dari jajanan anak hingga berbagai jenis buah dan makanan ini kemudian dibagikan kepada warga yang datang untuk mendoakan prosesi ruwatan anak berambut gimbal.
"Selain tumpeng ada jadah pasar atau jajanan pasar. Seperti, opak angin krecek dan yang lainnya komplit. Ini disajikan di sini saat ruwatan cukur rambut gimbal," terangnya.
Usai dicukur, rambut gimbal biasanya dilarung atau dikubur. Sesuai permintaan anak rambut gimbal yang diruwat.
"Kalau rambutnya ada yang dilarung ada yang dipendem (dikubur). Tergantung permintaan anak yang diruwat ini mau diapakan," tambahnya.
(sip/skm)
