6 Prasasti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Ada Kalasan-Ratu Boko

6 Prasasti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Ada Kalasan-Ratu Boko

Santo - detikJateng
Kamis, 06 Jul 2023 11:18 WIB
Candi Kalasan di Yogyakarta
6 Prasasti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Ada Kalasan-Ratu Boko. Foto Candi Kalasan. (Foto: Bela Nanda Rizky Sagara/d'traveler)
Solo -

Sebagai salah satu kerajaan yang pernah berjaya di tanah Jawa, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan sejumlah prasasti sebagai bukti keberadaannya. Berikut ini sederet prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Berdasarkan buku 'Sejarah Nasional Indonesia' (2019) oleh Edi Hernadi, Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu-Budha yang pernah berdiri pada pertengahan abad ke-8 di Jawa Tengah (Jateng).

Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaannya dengan meninggalkan bukti peninggalan berupa berbagai macam candi Hindu dan candi Budha. Keberadaan Kerajaan adidaya ini tercatat dalam prasasti-prasasti yang ditemukan di berbagai wilayah Jateng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa saja prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang berhasil ditemukan? Berikut daftarnya dikutip dari laman resmi budaya.jogjaprov.go.id.

Prasasti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Prasasti Canggal

Prasasti Canggal merupakan salah satu prasasti yang mencatat keberadaan Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini ditemukan di daerah Gunung Wukir, Desa Canggal, Kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah dalam keadaan terbelah menjadi dua bagian.

ADVERTISEMENT

Prasasti Canggal memiliki angka tahun 654 Saka (732 M) dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Prasasti ini mencatat keterangan penting tentang perkembangan Kerajaan Mataram Kuno pada masa pemerintahan Raja Sanjaya.

Prasasti Canggal menjadi prasasti pertama yang dikeluarkan Raja Sanjaya untuk memperingati pendirian lingga di atas Bukit Sthirangga. Pendirian lingga tersebut dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur karena telah berhasil membangun kembali kerajaan dan bertahta dengan aman setelah berhasil mengalahkan musuh-musuhnya.

Prasasti Kalasan

Prasasti Kalasan merupakan prasasti yang ditemukan di Kecamatan Kalasan, Kab. Sleman, DIY. Prasasti Kalasan memiliki angka tahun 700 Saka (778 M) yang ditulis menggunakan aksara Siddham (Pranagari) dan berbahasa Sanskerta.

Prasasti Kalasan mencatat keterangan tentang ketaatan Mataram Kuno dalam hal penghormatan kepada Dewi Tara. Prasasti ini juga menyebutkan adanya permohonan keluarga Sailendra kepada Maharaja Panangkaran agar dibuatkan sebuah bangunan suci untuk pemujaan Dewi Tara.

Bangunan suci tersebut bernama Tarabhavanam atau yang sekarang dikenal sebagai Candi Kalasan yang terletak di Desa Tirtomartani, Kec. Kalasan, Sleman, DIY.

Prasasti Mantyasih

Prasasti Mantyasih merupakan prasasti yang ditemukan di Kampung Meteseh, Magelang, Jateng. Prasasti ini dibuat oleh raja Dyah Balitung sebagai upaya untuk melegitimasi dirinya sebagai pewaris takhta yang sah.

Prasasti Mantyasih dibuat pada tahun 829 Saka (907 M) dengan bahan tembaga. Prasasti ini mencatat keterangan penting tentang silsilah Kerajaan Mataram Kuno sebelum Dyah Balitung, penetapan Desa Mantyasih sebagai desa perdikan (bebas pajak), dan pemberian hadiah kepada Mahapatih yang berjasa bagi Mataram Kuno.

Prasasti Wanua Tengah III

Prasasti Wanua Tengah III merupakan prasasti yang ditemukan di Dusun Dunglo, Desa Gandulan, Kec. Kaloran, Kab. Temanggung, Jateng. Prasasti ini terdiri atas dua lempeng tembaga yang berbahasa Jawa Kuno dengan sisipan bahasa Sanskerta.

Prasasti yang berangka 830 Saka (908 M) ini berisi tentang keputusan Dyah Balitung yang menetapkan sebidang sawah di wanua Tengah sebagai sima beserta riwayat sawah tersebut sejak pemerintahan Rakai Panangkaran hingga masa pemerintahan Dyah Balitung.

Prasasti Wanua Tengah III juga mencatat hal menarik dimana terdapat perbedaan daftar raja-raja Mataram Kuno yang termuat dalam prasasti ini dengan prasasti Mantyasih meski keduanya dikeluarkan oleh Dyah Balitung secara berurutan.

Prasasti Ratu Boko

Prasasti Ratu Boko merupakan prasasti yang terbuat dari batu andesit pada tahun 792 M dan ditulis dengan huruf Pranagari. Prasasti ini mencatat keterangan penting tentang pendirian Abhayagiriwihara oleh Rakai Panangkaran.

Kata Abhaya memiliki arti damai, sementara giri memiliki arti gunung atau bukit. OIeh karenanya, Abhayagiriwihara berarti suatu biara yang dibangun di sebuah bukit yang penuh kedamaian.

Saat ini, wilayah Abhayagiriwihara dikenal dengan Situs Ratu Boko yang terletak di selatan Kompleks Candi Prambanan, tepatnya di Jalan Raya Piyungan-Prambanan, Gatak, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Sleman, DIY.

Prasasti Kelurak

Prasasti Kelurak merupakan prasasti peninggalan Mataram Kuno yang berangka 787 M. Prasasti ini menceritakan situasi dimana Kerajaan Mataram Kuno pada masa Dinasti Syailendra pernah dipimpin oleh seorang raja yang bernama Indra dan bergelar Sri Sanggramadananjaya.

Selain itu, prasasti yang ditulis dengan huruf Pranagari dan bahasa Sanskerta ini juga menceritakan tentang pendirian bangunan suci untuk Manjusri yang diduga Candi Sewu. Prasasti ini terletak di Desa Prambanan yang tidak jauh dari Candi Lumbung, Jateng.

Itulah deretan prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang mencatat sejarah penting tentang eksistensi kerajaan tersebut. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(aku/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads