Kawasan Bumi Angker Desa Pengkol Kecamatan Jatiroto Wonogiri dikenal keramat ternyata memiliki kisah sejarah. Tempat itu disebut petilasan Pengeran Kajoran, seorang putra raja dari Keraton Surakarta Hadiningrat.
Kepala Desa Pengkol sekaligus sesepuh desa setempat, Sularto mengatakan sejarah Bumi Angker berawal dari kedatangan Mbah Kajoran di wilayah Desa Pengkol. Cerita di balik nama Bumi Angker pun berasal dari Mbah Kajoran.
Berdasarkan cerita tutur dari nenek moyang, pada zaman penjajahan Belanda Pangeran Kajoran tidak mau diajak kerja sama dengan penjajah. Kemudian ia memutuskan untuk keluar dari keraton dan pergi mengembara di Pulau Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam perjalanannya, Mbah Kajoran singgah di Pengkol. Tapi dulu belum ada nama Desa Pengkol di sini," kata Sularto saat ditemui detikJateng, Kamis (15/6/2023).
Ia mengatakan, belum ada yang bisa memastikan kapan tepatnya Mbah Kajoran tiba di Pengkol. Dimungkinkan, Mbah Kajoran tiba bersama para wali saat berkunjung ke Wonogiri.
Petilasan Mbah Kajoran yang saat ini masih bisa dilihat berupa makam, rumah (sudah tidak sempurna) dan sebidang tanah seluas 600 meter persegi. Peninggalan rumah itu berdekatan dengan makam Mbah Kajoran.
![]() |
Sementara itu, kawasan Bumi Angker masuk di wilayah Dusun Pengkol dan Dusun Wates. Adapun luasnya sekitar 15 hektare. Kawasan itu berupa persawahan dan permukiman.
"Intinya sebelum ada Pengkol atau sesudah Pengkol jadi desa, petilasan Mbah Kajoran itu sudah ada. Mbah saya saja dulu belum tahu kapan rumah (Mbah Kajoran) dibangun. Tiba-tiba sudah ada seperti rumah tiban," ungkap dia.
Pengembaraan Mbah Kajoran, kata dia, dilandasi niat baik untuk negeri ini. Sebab dirinya tidak mau bekerja sama dengan penjajah hingga akhirnya Mbah Kajoran mempunyai sabda dan sumpah ke penjajah.
"Pada intinya sabda itu berbunyi 'Kalau suatu saat dia (penjajah) menginjak kaki di sini akan menerima walat'. Walat itu tidak selamat dan sebagainya," jelas Sularto.
Selanjutnya makna di balik nama Bumi Angker Wonogiri....
Sularto menerangkan jika seseorang berniat ke Bumi Angker Pengkol dengan niat baik dan mendoakan Mbah Kajoran maka akan selamat. Sedangkan, jika berniat buruk maka tidak akan sampai tujuan atau bahkan mengalami musibah.
"Sudah dilewati beberapa kali tidak juga ketemu. Kemudian ketemu orang di jalan dan ditunjukkan baru tahu. Itu sampai pagi baru sampai rumahnya," ujar Sularto menceritakan soal warga dari Solo mencari rumah istrinya di Kajoran tapi tak kunjung ketemu.
Sularto menuturkan pada zaman penjajahan pasukan Belanda melewati Bumi Angker tepatnya di Dusun Wates. Orang Belanda itu melewati sawah, padahal ada jalan. Pasukan itu hanya memutar terus dan tidak bisa masuk Pengkol.
"Kalau dinamakan Bumi Angker itu karena sabda (sumpah) dari Mbah Kajoran itu tadi. Karena sabdanya itu terjadilah Bumi Angker (sabdanya menjadi daerah angker)," kata Sularto.