Bumi angker di Desa Pengkol Kecamatan Jatiroto Wonogiri dikenal keramat oleh masyarakat setempat. Konon, ada beberapa pohon keramat dan macan misterius di kawasan itu.
Bumi Angker merupakan petilasan Mbah Kajoran, seorang putra raja dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Pada zaman penjajahan, Pangeran Kajoran tidak mau diajak kerja sama dengan penjajah. Kemudian ia memutuskan untuk memgembara dan pada akhirnya tiba di kawasan Pengkol.
Berdasarkan pantauan detikJateng, di kawasan Bumi Angker terdapat petilsan Mbah Kajoran berupa makam dan rumah. Di petilasan itu dikelilingi banyak kayu. Kayu-kayu di sana dianggap keramat oleh warga setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang di situ (Petilasan Mbah Kajoran) ada beberapa kayu yang keramat. Intinya kayu di sana tidak boleh diambil," kata Kepala Desa Pengkol sekaligus sesepuh desa setempat, Sularto, Kamis (15/6).
Ia menceritakan pada zaman dahulu sesepuh sekaligus Kepala Desa Pengkol, Martodikromo, berniat membangun musala. Kades yang menjabat selama 32 tahun itu lalu memerintahkan warganya memotong kayu di area petilasan Mbah Kajoran.
"Kayu itu dipotong dari pukul 08.00-12.00 WIB tidak bisa putus, hanya muter terus. Itu jenisnya kayu laban, sekarang masih hidup kayunya," ungkap dia.
![]() |
Selain itu, kata Sularto, ada kayu ketos di area petilasan. Kayu itu dianggap lebih tua dan keramat dibanding kayu laban. Meski begitu, kayu itu tidak tinggi dan daunnya kecil. Posisi kayunya berada di samping makam Mbah Kajoran.
"Sekitar 1997, kakak saya mengambil akar kering kayu itu. Setelah itu tidak bisa melihat selama satu minggu. Akhirnya dibawa ke Mbah Martodikromo dan didoakan di petilsan bisa sembuh. Itu nyata, kakak saya sekarang masih hidup," ujar dia.
Sularto menambahkan, pada 1995 ada seorang tukang kayu, Mbah Pawito ingin membuat jembatan. Bahan untuk membuatnya dari kayu yang berada di petilasan Mbah Kajoran.
"Nah itu rumahnya dimasukin harimau. Kayu yang digunakan kayu kepuh. Orang di sini utamanya tidak mau kalau kayu di situ dibuat bahan apa. Rantingnya saja sungkan," jelas dia.
Sularto menyebut pada masa itu Mbah Kajoran dikabarkan memelihara harimau. Hingga saat ini beberapa kejadian, banyak orang yang masih ditemui harimau di petilasan Mbah Kajoran itu.
"Orang yang ke petilasan dan tidak percaya adanya harimau justru malah sering dijumpai. Orang yang berkata kotor saat malam hari juga ditemui harimau. Tapi keberadaannya tidak ada yang tahu di mana. Masyarakat meyakini itu harimau peliharaan Mbah Kajoran," kata Sularto.
(ams/ams)