Adapun air suci sebelumnya diambil dari Umbul Jumprit, Temanggung. Sedangkan api dharma diambil dari Mrapen, Grobogan.
Setelah disemayamkan dan disakralkan oleh para bhikkhu sangha secara bergantian. Kemudian keesokannya, Minggu (4/6), diarak menuju Candi Borobudur.
Bhante Kamsai Sumano Mahathera mengatakan, hari ini sudah mendekati detik-detik Waisak. Untuk hari sebelumnya pengambilan api dharma dan hati air suci.
"Air suci itu akan kita gabung dengan api. Antara kebijaksanaan itu api, air itu kebahagiaan mengalir kepada semua makhluk sejuk, damai. Maka makna air, salah satu bersih, murni. Kalau air murni tidak kotor selama-lamanya," katanya kepada wartawan di Candi Mendut, Sabtu (3/6/2023).
"Maka air dalam hati Sang Buddha disebut air suci. Nah kalau umumnya dipakai sehari-hari. Semakin bersih air untuk kehidupan kita tambah bahagia," lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Dirjen Bimas Buddha Kemenag, Nyoman Suriadarma menambahkan, air suci sudah disemayamkan di Candi Mendut.
"Bapak ibu, saya ingin mengajak mari coba lihat altar ini, dari ujung ke ujung coba diperhatikan altar ini begitu sangat megah," katanya.
"Tema Waisak saat ini sangat menarik tentang bagaimana mempraktikkan nilai-nilai ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari," imbuhnya.
(rih/rih)