Sejarah Kebaya dan Jenis-jenisnya

Sejarah Kebaya dan Jenis-jenisnya

Agustin Tri Wardani - detikJateng
Kamis, 25 Mei 2023 11:55 WIB
This picture taken on April 7, 2023 shows kebayas, a traditional outfit worn by women in Southeast Asia, displayed for sale at a shop in Kuala Lumpur. - Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapore and Thailand agreed to jointly nominate the
Sejarah Kebaya dan Jenis-jenisnya. Foto: AFP via Getty Images/MOHD RASFAN
Solo -

Kebaya adalah pakaian tradisional masyarakat Jawa. Kebaya sering kita jumpai di acara pernikahan dan juga upacara adat lain.

Keberadaan kebaya di Indonesia bukan hanya sebagai salah satu pakaian adat. Bentuknya yang sederhana bisa dikatakan sebagai wujud kesederhanaan dari masyarakat. Kebaya juga menjadi simbol kepatuhan, kehalusan, dan tindak tanduk wanita yang lembut dan anggun. Lalu, bagaimana sejarah awal adanya kebaya di Indonesia?

Berikut ini penjelasan informasi mengenai sejarah kebaya dan jenis-jenisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Kebaya

Dikutip dari buku berjudul 'Chic In Kebaya' karya Ria Pentasari, kebaya memiliki asal-usul yang menarik. Dalam catatan sejarah, kata 'kebaya' berasal dari bahasa Arab, Tiongkok, dan Portugis yang menjadikan tiga bangsa tersebut terkait erat dengan asal muasal kebaya. Dalam sebuah catatan, tercatat bahwa kebaya berasal dari bahasa Arab 'habaya' yang artinya pakaian labuh yang memiliki belahan di depan.

Berkaitan dengan ini, Denys Lombard yang merupakan sejarawan yang menekuni budaya Jawa, menyebutkan dalam bukunya bahwa kata kebaya berasal dari bahasa Arab 'kaba' yang berarti pakaian. Di masa kini, istilah Abaya juga masih dipergunakan dalam bahasa Arab untuk menunjuk tunik panjang khas Arab.

ADVERTISEMENT

Ada juga yang mencatat bahwa kata kebaya diperkenalkan lewat bahasa Portugis saat bangsa ini mendarat di kawasan Asia Tenggara. Di masa itu kebaya digunakan untuk menunjuk atasan atau blouse yang dikenakan wanita Indonesia antara abad ke-15 dan 16 Masehi.

Pendapat lain mengatakan kebaya berkaitan dengan pakaian panjang wanita yang dikenakan pada masa kekaisaran Ming di Tiongkok. Pengaruh dalam gaya pakaian ini menyebar ke Asia Selatan dan Tenggara sekitar abad ke-13 sampai 16 Masehi melalui penyebaran penduduk dataran Tiongkok. Pengaruh ini kemudian menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatra, dan Sulawesi.

Perkembangan kebaya erat pula kaitannya dengan penyebaran agama Islam di Indonesia sekitar abad ke-15. Pergeseran budaya berpakaian terlihat pada perkembangan kerajaan-kerajaan Jawa kuno ke era Kesultanan atau kerajaan Islam di Pulau Jawa. Sebelum abad ke-15, masyarakat Jawa kuno lebih lazim dengan kain panjang, tenun, ikat, maupun kemben.

Arca dan relief yang menjadi bagian dari bangunan kuno dan candi sebelum abad ke 15 juga menunjukkan hal yang demikian. Sebagian besar kaum pria tidak mengenakan atasan dan hanya mengenakan kain dan celana seta aneka perhiasan dan atributnya.

Pada tahun 1600, kebaya dikenakan secara resmi oleh keluarga kerajaan. Setelah penyebaran agama Islam, kebaya menjadi busana yang populer dan bahkan menjadi simbol status. Dokumentasi lama Kerajaan Islam Cirebon, Surakarta, maupun Yogyakarta menunjukkan penggunaan busana ini bagi keluarga kerajaan. Atasan kebaya biasanya dipadukan dengan kain batik sebagai rok atau bawahan. Di era Kartini, kebaya juga dikenakan oleh perempuan Belanda dipadukan dengan kain batik.

Jenis-jenis Kebaya

Kebaya yang berkembang dari awal hingga sekarang memiliki bermacam-macam jenis. Jenis-jenis kebaya ini memiliki ciri khas dan model yang berbeda-beda. Dikutip dari jurnal berjudul 'Kebaya Kontemporer sebagai Pengikat Antara Tradisi dan Gaya Hidup Masa Kini' karya Fita Fitria dan Novita Wahyuningsih' dari Program Studi Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

1. Kebaya Tradisional

Kebaya jenis tradisional merupakan cikal bakal kebaya pada umumnya. Terdapat dua jenis model kebaya tradisional antara lain kebaya kartini dan kebaya kutu baru. Kedua kebaya inilah yang pada akhirnya berkembang menjadi kebaya-kebaya lain seperti kebaya encim dan kebaya modern.

2. Kebaya Encim

Jenis selanjutnya ada kebaya encim. Kebaya jenis ini memiliki unsur adanya budaya Cina. Encim merupakan sebutan bagi wanita paruh baya dalam keturunan bangsa Cina. Kebaya ini berbahan dasar kain yang cukup halus dengan sentuhan bordir, payet, dan pelipit yang menghiasi salah satu bagiannya. Kebaya jenis ini banyak digunakan perempuan etnis Cina yang dahulu tinggal.

3. Kebaya Modern

Terakhir ada kebaya modern, kebaya jenis ini merupakan kebaya dengan model sentuhan yang lebih modern. Bentuk serta pola sudah tidak mutlak seperti kebaya asli. Sudah terdapat perubahan pada beberapa bagian-bagiannya termasuk dalam hal hiasan, bahan, corak dan mode sudah mulai mengikuti tren yang ada. Salah satu yang termasuk dalam kebaya ini adalah kebaya modifikasi. Banyak perancang busana tradisional yang menggunakan kebaya rancangan mereka.

Demikian informasi mengenai sejarah kebaya lengkap dengan jenis-jenisnya. Semoga bermanfaat ya, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads