Mengenal Parikan, Pantun Bahasa Jawa Lengkap dengan Ciri-ciri dan Contohnya

Mengenal Parikan, Pantun Bahasa Jawa Lengkap dengan Ciri-ciri dan Contohnya

Santo - detikJateng
Senin, 15 Mei 2023 18:11 WIB
Ilustrasi menulis
Mengenal Parikan, Pantun Bahasa Jawa Lengkap dengan Ciri-ciri dan Contohnya (Foto: detikcom/Thinkstock)
Solo -

Parikan atau pantun dalam bahasa Jawa sering digunakan masyarakat Jawa untuk memberi nasihat atau bersenda-gurau. Berikut pengertian parikan lengkap dengan ciri-ciri dan contohnya.

Masyarakat Jawa memiliki berbagai jenis karya sastra tradisional mulai dari geguritan, kidung, hingga parikan. Karya sastra tersebut bukan hanya berfungsi sebagai media pendidikan, melainkan juga difungsikan sebagai media hiburan.

Lantas, apa itu parikan? Apa yang membedakannya dengan pantun pada umumnya? Simak pembahasannya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Parikan?

Pengertian Parikan

Mengutip buku 'Parikan Pantun Jawa' (2011) oleh Koeslah Soebagyo Toer, parikan adalah salah satu jenis puisi tradisional masyarakat Jawa. Parikan begitu populer karena mudah dibuat dan diucapkan oleh siapapun tanpa pandang umur, tempat, atau pendidikan.

Parikan terbagi terdiri dari dua dasar yang disebut sampiran dan isi. Sampiran merupakan bagian pertama yang merupakan wadah, dan isi merupakan bagian kedua yang menjadi pelengkap.

ADVERTISEMENT

Kedua hal ini disebut sebagai loro-loroning atunggal atau dwitunggal. Kehadirannya baru sah jika dua-duanya ada dan saling melengkapi. Ditinjau dari bentuknya, sampiran berisi bunyi yang merupakan tantangan dan isi berisi bunyi yang merupakan jawaban atas tantangan tersebut. Parikan terbagi menjadi dua jenis, yaitu parikan pantun tunggal dan parikan pantun ganda.

Ciri-ciri Parikan

Meskipun sampiran dan isi adalah dua hal dasar yang harus ada. Terdapat ciri khusus yang membedakan parikan dengan karya sastra lainnya, yaitu:

  • Terdiri atas dua baris (parikan tunggal) atau empat baris (parikan ganda), dan masing-masing baris disebut gatra.
  • Masing-masing gatra terdiri atas dua potongan (pedhotan).
  • Masing-masing pedhotan terdiri atas empat suku kata (wanda).
  • Pada parikan dua gatra (tunggal), gatra pertama adalah sampiran dan gatra kedua adalah isi.
  • Pada parikan empat gatra (ganda), dua gatra pertama adalah sampiran dan dua gatra kedua adalah isi.
  • Sajak parikan berupa sajak silang, a-b untuk parikan tunggal dan a-b-a-b untuk parikan ganda.

Contoh Parikan

Contoh Parikan Tunggal

1. Bawang diiris-iris,

Mata abang mentas nangis.

2. Luwake nggondhol tales,

Awake lagi apes.

3. Mlaku dhisik ninggal sing kari,

Digawe becik ora niteni.

4. Mangan gedhang akeh wijine,

Timbang begadhang seneng ngajine.

5. Wong diundang mesthine ya mara,

Nek ra berjuang mesthine ya sara.


Contoh Parikan Ganda

1. Etan gunung kulon gunung,

Tengah-tengah ana wote,

Kene bingung kana bingung,

Nek ditimbang padha abote.

2. Jangan kacang jangan kara,

Kladuk uyah kurang gula,

Piwelingku mring pra mudha,

Aja wedi ing rekasa.

3. Surakarta prenahe wetan,

Surabaya rame kuthane,

Aja padha kesed-kesedan,

Lha yen kesed kapan pintere.

Demikian serba-serbi parikan, pantun bahasa Jawa lengkap dengan susunan dan contohnya. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads