Dewi Sri merupakan tokoh legenda yang dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Lantas, bagaimana sosok Dewi Sri dikenal di Jawa Tengah? Berikut penjelasannya.
Indonesia dikenal memiliki legenda dan cerita rakyat yang tak terhitung jumlahnya. Dari Aceh hingga Papua, beberapa legenda bahkan terbilang mirip antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Salah satu legenda yang ada di berbagai daerah Indonesia adalah legenda Dewi Sri. Legenda ini berkisah tentang seorang perempuan yang dipercayai menjadi asal muasal terciptanya padi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Legenda Dewi Sri dikenal oleh masyarakat Sunda, Jawa, Bali, hingga Kalimantan dalam berbagai nama berbeda namun konsepnya mirip. Berikut legenda Dewi Sri di Jawa Tengah yang sudah dirangkum detikJateng.
Siapa Sosok Dewi Sri?
Menurut Jurnal Tumotowa Pusat Penelitian Arkeologi Nasional berjudul 'Dewi Sri Dalam Kepercayaan Masyarakat Indonesia' oleh Titi Surti Nastiti, Dewi Sri merupakan tokoh legenda di Indonesia yang dihubungkan dengan mitos tentang asal muasal tumbuhan terutama padi.
Mitos ini berasal dari beberapa daerah Indonesia yang ceritanya hampir sama, yaitu tentang tumbuhan yang berasal dari tubuh seorang wanita. Mitos ini berhubungan dengan pemujaan kesuburan, terutama pada masyarakat berbudaya agraris di seluruh dunia yang sudah sangat tua usianya.
Mitos mengenai padi dikenal oleh masyarakat Sunda, Jawa, dan Bali. Tokoh Dewi Sri dikenal dalam berbagai cerita pada ketiga masyarakat tersebut yang dihubungkan dengan asal muasal padi.
Legenda Dewi Sri di Jawa Tengah
Salah satu cerita mitos yang dihubungkan dengan Dewi Sri dalam masyarakat Jawa Tengah adalah cerita Sri Sedana. Sedana berasal dari bahasa Sanskerta, Sadhana yang merupakan nama lain dari Wisnu.
Dalam cerita Sri Sedana, Dewi Sri sang istri Batara Wisnu mendapat tugas untuk mengajarkan kepada manusia cara bercocok tanam. Ia turun ke Bumi menjadi putri raja Medang Kamulan dengan nama Sri dan mempunyai saudara laki-laki bernama Sedana.
Sedana diusir dari istana dan dikutuk menjadi ular karena menolak untuk menikah. Sri sangat sedih dan pergi dari istana untuk mencari saudaranya. Dalam perjalanannya, Sri diganggu oleh raksasa yang bernama Kala Srenggi (Kala Gumarang) yang kemudian dikutuk oleh Sri menjadi babi hutan.
Kala Srenggi masih terus mengejar Sri meskipun telah berbentuk babi hutan, sehingga Sri meminta pertolongan kepada Batara Guru. Batara Guru kemudian mencabut nyawa Sri dan tubuhnya masuk ke dalam tanah. Di tempat menghilangnya tubuh Sri tersebut, tumbuh tanaman padi.
Kala Srenggi si babi hutan tahu bahwa padi adalah tubuh Sri, maka ia selalu merusaknya. Sebagai saudara, Sedana dalam wujud ular selalu melindungi padi dengan membunuh babi hutan yang mengganggu tanaman padi.
Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rih/dil)