Prosesi ini dimulai dengan doa yang dipimpin tokoh masyarakat setempat dengan bahasa Jawa. Sembari membacakan doa, gagang padi diletakkan di atas nampan dari bambu untuk dibakar. Abu dari gagang oman inilah yang bakal digunakan untuk mandi keramas.
Sementara itu, tampak para wanita yang hedak keramas mandi oman ini menggunakan pakaian tradisional berupa kemben. Mereka duduk di tepi Sungai Pelus, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas.
Hujan rintik-rintik mengguyur di sekitar lokasi dan tak mengusik warga yang merapalkan doa.
Tokoh masyarakat setempat, Joni Jonte (60) menjelaskan proses Keramas Mandi Oman merupakan upaya membersihkan diri dengan menggunakan gagang padi yang dibakar.
"Oman itu artinya gagang padi. Jadi gagang padi yang dibakar menjadi abu bisa membersihkan rambut dari kuman. Maknanya bisa menyucikan diri menjelang Bulan Ramadan," kata Joni kepada wartawan saat ditemui, Selasa (21/3/2023).
Lokasi pelaksanaan keramas mandi oman dari dulu dilakukan di tempat yang disakralkan warga. Lokasi tersebut berada di tepian Sungai Pelus.
"Nama tempatnya Belik Sarung Klumbruk. Karena dahulu mitosnya tempat sini lumayan angker. Tapi buat ritual seperti ini juga sekaligus untuk membersihkan aura jahat," terangnya.
Prosesi semacam ini sudah dilakukan sejak belasan tahun lalu. Namun sempat vakum beberapa kali karena perbedaan penentuan awal Ramadan, juga karena pandemi COVID-19.
"Saya sempat hentikan beberapa kali karena perbedaan awal Ramadan. Ini baru terlaksana lagi setelah pandemi," jelasnya.
Tidak ada perhitungan hari khusus untuk menggelar keramas mandi oman. Namun bagi warga yang ingin ikut disarankan mengenakan pakaian tradisional berupa kemben.
"Tujuannya nguri-uri budaya sekaligus mengajarkan pada masyarakat untuk menjaga kelestarian alam. Karena Sungai Pelus ini kan masih asri. Penggunaan abu padi juga agar tidak ada baham kimia yang mencemari air," tuturnya.
Sementara itu, salah satu warga yang ikut prosesi Keramas Mandi Oman, Maysa (15) mengaku baru pertama kali ikut ritual ini. Ia merasa tertarik karena penasaran.
"Awalnya tertarik untuk ikut karena penasaran. Sekaligus biar bisa nguri-nguri budaya. Jadi rasanya lebih tenang sih setelah mandi. Buat bersihin diri menjelang Ramadan," pungkasnya.
(ams/dil)