.webp)
Alunan musik Lesung dimainkan oleh Sedulur Sikep dari Pati dan Kudus. Lesungan dilantunkan di pendopo pengayoman Samin Surosentiko di Dukuh Ploso, Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora. Dalam rangka peringatan 116 tahun ditangkapnya Samin Surosentiko oleh kolonial.
Terdapat 6 wanita yang memukul lesung dengan menggunakan tongkat yang dipegang dengan kedua tangan, mengiringi lagu-lagu di tengah jalannya acara yang digelar Rabu (15/3/2023). Tampak beberapa anak-anak juga yang ikut bernyanyi. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan ikat kepala.
Sebagian yang hadir terlihat ikut bernyanyi sambil berdiri dan ada juga yang sambil duduk di kursi. Musik lesungan dipukul oleh 6 orang. Sementara lagu yang diiringi yaitu penghijauan, lumbung deso, lesung jumengglung, bumi ilang berkahe, wes wayahe gugah atine dan semangat 45.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana acara terlihat meriah karena tidak hanya dihadiri oleh Sedulur Sikep yang ada di Blora saja, namun juga dari Pati, Bojonegoro dan Rembang. Warga sekitar juga antusias turut mengikuti peringatan tersebut.
"Lesungan dari dulur-dulur Pati dan Kudus. Terutama adik-adik yang belum bisa melakoni sebagai wong Sikep, tapi penerus Sikep," jelas sesepuh Samin Ploso Kediren, Gunretno saat dimintai keterangan, Rabu (15/3/2023).
Ia menjelaskan, lesungan merupakan gambaran dari lumbung pangan. Bagi masyarakat Samin, lumbung pertanian pantas diperjuangan.
"Dunia lebih dari 60 negara mengalami resesi, ancamannya tentang pangan. Adanya lesungan ayo wujudkan kegigihan pangan yang menjadi pilihan hidup sedulur Sikep," imbuhnya.
Sebagai informasi, peringatan 116 ditangkapnya Samin Surosentiko terdapat beberapa rangkaian. Meliputi timbanggunem, lesungan, lamporan dan brokohan.
(ahr/ahr)
