Sinetron Misteri Gunung Merapi pertama kali tayang di layar kaca pada 1998. Sinetron ini mengangkat legenda Mak Lampir yang berasal dari wilayah Gunung Merapi.
Dalam tahun-tahun penayangannya, sinetron Misteri Gunung Merapi selalu mendapatkan rating yang tinggi. Hal ini dilatarbelakangi oleh plot tak biasa yang diangkat oleh sinetron ini.
Mirip dengan Tutur Tinular dan Angling Dharma, Misteri Gunung Merapi banyak diminati penonton karena mengisahkan situasi Nusantara pada zaman kerajaan. Selain itu, sinetron ini juga mengangkat budaya-budaya tradisional mulai dari pakaian hingga nyanyian atau tembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ulasan tentang serba-serbi sinetron Misteri Gunung Merapi yang mengangkat legenda Mak Lampir yang dikutip dari Jurnal Haluan Sastra Budaya Universitas Sebelas Maret dengan judul Memori Kolektif Dan Konstruksi Identitas Etnik Jawa Di Sinetron Misteri Gunung Merapi: Memahami Kesuksesan Sinetron Gunung Merapi karya Sri Kusumo Habsari dan buku Ensiklopedi Hantu dan Makhluk Gaib Nusantara (2019) oleh Ferren Bianca.
Sinetron Misteri Gunung Merapi
Sinopsis
Sinopsis sinetron Misteri Gunung Merapi mengisahkan seorang perempuan yang sakti dan jahat bernama Mak Lampir yang berusaha untuk menyebarkan kejahatan pada setiap umat manusia. Namun, usahanya tersebut selalu berhasil dipatahkan oleh Sembara, seorang pemuda yang sakti.
Mengambil latar Jawa pada abad 17, tema utama sinetron Misteri Gunung Merapi adalah kisah cinta Sembara dan Farida. Meskipun sinetron ini mengambil latar Jawa Tengah dibawah pemerintahan Sultan Agung, sinetron ini bukanlah representasi yang akurat tentang sejarah Mataram. Sinetron Misteri Gunung Merapi hanyalah fiksi dan hampir semua karakter yang ada dalam sinetron tersebut adalah karakter fiktif.
Sinetron Misteri Gunung Merapi dibintangi oleh deretan aktor tanah air seperti Marcelino sebagai Sembara, Farida Pasha sebagai Mak Lampir, Yuni Sulistyawati sebagai Farida, Revi Mariska sebagai Dian Selasih, Choky Andriano sebagai Mahesa Jenar, Wulan Guritno sebagai Pitaloka, Agus Kuncoro sebagai Sultan Agung, dan Rizal Djibran sebagai Lindu Aji.
Karakter Sinetron Misteri Gunung Merapi
Mak Lampir
Mak Lampir adalah antagonis utama dalam sinetron Misteri Gunung Merapi. Mak Lampir dikisahkan merupakan ratu para hantu dan siluman yang tinggal di lereng Gunung Merapi. Mak Lampir dibantu oleh siluman kesayangannya, Grandong. Mak lampir dipercaya akan menunjukkan "jalan pulang" pada mereka yang tersesat di hutan-hutan Merapi.
Tidak jelas dari mana awal mula kisah Mak Lampir ini berasal. Namun dikatakan bahwa Mak Lampir adalah legenda yang berasal dari Gunung Marapi di Sumatera yang diadaptasi oleh masyarakat Jawa dengan mengaitkannya pada Gunung Merapi.
Mak Lampir adalah sosok penguasa alam gaib yang mempunyai kesaktian tiada tanding. Bahkan dalam sinetron Misteri Gunung Merapi, Mak Lampir diceritakan mampu mengubah wujudnya menjadi seorang gadis untuk menggoda iman Sembara agar menghentikan niatnya untuk mengejar dan membunuh Mak Lampir. Namun, akhirnya Mak Lampir berhasil dikalahkan dan disegel di sebuah gua di kaki Gunung Merapi.
Grandong
Grandong adalah pengikut Mak Lampir yang paling setia. Grandong memiliki wujud mirip seperti genderuwo, berambut acak-acakan dan bergigi taring. Dalam sinetron Misteri Gunung Merapi, Grandong dikisahkan sangat suka meminum darah dan memiliki kesaktian yang luar biasa.
Ternyata, Grandong adalah karakter fiktif yang diadaptasi dari mitos masyarakat. Di dunia nyata, sosok Grandong dipercaya memiliki wujud yang mirip dengan sosok Grandong di sinetron Misteri Gunung Merapi. Namun, kuku tangan dan kakinya sangat panjang dan tajam. Selain itu, kulit Grandong bersisik abu-abu seperti ular dan Grandong selalu berpindah-pindah tempat.
Sembara dan Farida
Dalam sinetron Misteri Gunung Merapi, Sembara dikisahkan adalah pahlawan yang menjadi musuh bebuyutan Mak Lampir. Sembara adalah pemuda yang memiliki kesaktian tinggi yang berusaha memberantas kejahatan yang dilakukan oleh Mak Lampir untuk mempengaruhi perilaku manusia.
Sedangkan Farida, adalah gadis pujaan hati sembara. Hubungan Sembara dan Farida selalu diganggu oleh Mak Lampir yang tidak terima dengan kisah cinta mereka yang mulu. Mak Lampir merasa mereka harus bernasib sama dengan dirinya yang tidak bisa bersatu dengan kekasihnya.
Sinetron Misteri Gunung Merapi dikategorikan sebagai sinetron laga karena dominasi adegan perkelahian dalam setiap episodenya dan juga dikategorikan sebagai sinetron kolosal karena jumlah pemainnya yang sangat banyak. Sinetron ini dapat menarik perhatian penonton dalam jangka waktu yang cukup lama karena kombinasi cinta, kekuatan, dan konflik perkelahiannya.
Demikian serba-serbi sinetron klasik Misteri Gunung Merapi yang mengangkat legenda Mak Lampir sebagai topik utamanya. Selamat bernostalgia, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Besertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ahr/dil)