Sistem penanggalan Jawa masih digunakan hingga saat ini. Umumnya, penanggalan Jawa ini digunakan untuk menentukan hari baik pernikahan. Berikut ini daftar bulan baik untuk melangsungkan pernikahan dalam penanggalan Jawa.
Masyarakat Jawa memiliki sistem kalender tradisional yang biasa disebut sebagai penanggalan Jawa. Dalam penanggalan Jawa, terdapat bulan-bulan terbaik yang wajib diketahui oleh siapapun yang akan melangsungkan pernikahan.
Bulan-bulan tersebut dianggap baik karena dipercaya masyarakat Jawa dapat membawa keberkahan bagi masa depan calon pengantin yang akan menikah. Selain itu, calon pengantin wajib menghindari bulan-bulan yang dianggap tidak baik karena dikhawatirkan akan membawa hal buruk bagi masa depan keluarga mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu Penanggalan Jawa?
Dikutip dari Jurnal Paradigma Universitas Negeri Surabaya dengan judul Perhitungan Hari Baik Dalam Pernikahan karya Atiek Walidain Oktiasasi dkk, kalender atau penanggalan Jawa adalah penanda waktu yang sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat Jawa. Penanggalan Jawa memiliki beberapa unsur di dalamnya seperti nama hari, nama bulan, dan nama tahun beserta dengan neptunya. Dalam budaya Jawa, neptu merupakan nilai berupa angka yang jumlah nominalnya dipakai untuk menghitung hari baik dan buruk.
Tahun dalam penanggalan Jawa disebut menggunakan nama-nama yang nilai neptunya diurutkan berdasarkan urutan aksara Arab yaitu, Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir. Sedangkan bulan dalam penanggalan Jawa diambil dari beberapa nama bulan Hijriyah yang memiliki neptu, diantaranya yaitu Sura, Sapar, Mulud, Rabingulakir, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Dulkangidah, dan Besar.
Penanggalan Jawa juga berkaitan dengan petungan Jawi atau perhitungan Jawa yang berdasarkan pada neptu. Masyarakat Jawa menggunakan sistem petungan Jawi untuk mencari waktu terbaik dalam membangun rumah, pindah rumah, hari pertama panen, melaksanakan pernikahan, dan lain-lain.
Bulan Baik untuk Menikah dalam Penanggalan Jawa
Masing-masing bulan dalam penanggalan Jawa mempunyai keberuntungannya sendiri-sendiri. Ada yang bagus untuk melaksanakan perhelatan pernikahan, ada juga yang tidak. Berikut daftar bulan baik dan kurang baik untuk menikah dalam penanggalan Jawa dikutip dari buku Primbon Praktis (2008) oleh Mama Flo.
Bulan Baik untuk Menikah
Jumadilakir
Jumadilakir adalah bulan keenam dalam penanggalan Jawa dan menjadi bulan baik untuk menikah karena pengantin dipercaya akan memiliki banyak rezeki dan harta benda. Namun, ada beberapa waktu dalam bulan Jumadilakir yang dianggap tidak baik, yaitu:
- Hari tidak baik: Jumat
- Hari sangar/angker: Rabu dan Kamis
- Hari taliwangke/hari sial: Selasa Legi
- Tanggal nahas: 10 dan 14
- Tanggal sangar: 18
- Tanggal bangas padewan: 10 dan 14
Rejeb
Bulan ketujuh dalam penanggalan Jawa adalah Rejeb. Bulan ini menjadi bulan baik untuk menikah karena dipercaya akan membawa keselamatan dan anak yang banyak bagi pengantin yang menikah di bulan Rejeb. Namun, ada beberapa waktu dalam bulan Rejeb yang dianggap tidak baik, yaitu:
- Hari tidak baik: Jumat
- Hari sangar/angker: Rabu dan Kamis
- Hari taliwangke/hari sial: Rabu Pahing
- Tanggal nahas: 2 dan 14
- Tanggal sangar: 18
- Tanggal bangas padewan: 13 dan 27
Ruwah
Ruwah menjadi bulan kedelapan dalam penanggalan Jawa dan dianggap baik untuk menikah karena dipercaya dapat memberi keselamatan dan kedamaian secara terus-menerus bagi pengantin yang menikah. Selain dianggap baik, Ruwah juga memiliki beberapa waktu yang dianggap tidak baik, yaitu:
- Hari tidak baik: Jumat
- Hari sangar/angker: Rabu dan Kamis
- Hari taliwangke/hari sial: Kamis Pon
- Tanggal nahas: 12 dan 13
- Tanggal sangar: 26
- Tanggal bangas padewan: 4 dan 28
Besar
Besar adalah bulan keduabelas dalam penanggalan Jawa. Pengantin yang melaksanakan pernikahan di bulan Besar dipercaya akan mendapatkan kekayaan dan kebahagiaan dalam berkeluarga. Namun, dalam bulan Besar terdapat waktu-waktu yang dianggap tidak baik, yaitu:
- Hari tidak baik: Senin dan Selasa
- Hari sangar/angker: Sabtu dan Minggu
- Hari taliwangke/hari sial: Selasa Legi
- Tanggal tidak baik: 25
- Tanggal bangas padewan: 6 dan 20
Bulan yang Kurang Baik untuk Menikah
Sura
Sura adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa. Sura dianggap kurang baik untuk melaksanakan pernikahan karena pengantin dipercaya akan selalu bertengkar dan mendapatkan hal yang tidak baik.
Sapar
Berposisi sebagai bulan kedua dalam penanggalan Jawa, Sapar dianggap kurang baik untuk menikah karena kehidupan pengantin akan berkekurangan dan memiliki banyak hutang.
Mulud
Mulud adalah bulan ketiga dalam penanggalan Jawa yang dianggap tidak baik untuk melaksanakan pernikahan. Jika pengantin memaksa menikah di bulan Mulud, maka salah satu pengantin dipercaya akan meninggal dunia.
Bakdamulud atau Rabingulakir
Rabingulakir menjadi bulan yang tidak disarankan untuk menyelenggarakan pernikahan. Pengantin yang menikah di Rabingulakir dipercaya akan sering menjadi bahan gunjingan dan dicaci maki.
Jumadilawal
Bulan kelima dalam penanggalan Jawa adalah bulan Jumadilawal. Bulan ini dianggap tidak baik untuk melaksanakan pernikahan karena pengantin dipercaya akan sering tertipu, kehilangan, dan memiliki banyak musuh.
Pasa
Pasa adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Jawa. Pengantin tidak disarankan untuk menikah di bulan Pasa karena dipercaya akan mendapat kecelakaan/kesusahan/musibah besar.
Sawal
Sama seperti bulan Sapar, bulan Sawal dianggap kurang baik untuk menikah karena pengantin yang menikah di bulan ini dipercaya akan sering kekurangan dan memiliki banyak hutang.
Sela atau Dulkangidah
Bulan kesebelas dalam penanggalan Jawa ini dianggap kurang baik untuk melaksanakan pernikahan karena pengantin akan sering sakit, tidak bahagia, dan sering bertengkar dengan teman.
Demikian daftar bulan baik untuk menikah dalam penanggalan Jawa yang wajib diperhitungkan oleh masyarakat sebelum melaksanakan pernikahan, demi kelancaran dan keselamatan hidup pengantin. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sip/sip)