Sistem kalender Jawa masih dipakai hingga hari ini. Dalam kalender Jawa, ada sistem hitungan yang dipercaya untuk menentukan hari baik. Berikut beberapa istilah yang perlu dikenal dalam kalender Jawa.
Ahli penanggalan Jawa dari Museum Radya Pustaka Solo, Ki Totok Yasmiran, menjelaskan ada sejumlah istilah yang kerap ditemukan dalam penanggalan Jawa dan perhitungannya. Yang pertama soal sistem hitungan, yaitu Pasaran atau lima harian, Paringkelan atau enam harian, dan Padian atau tujuh harian.
"Kombinasi ketiganya menghasilkan hitungan Wuku yang bersiklus 210 hari," kata Totok. Berikut beberapa istilah lainnya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Weton dan Neptu
Weton adalah istilah yang berasal dari kata wetu "keluar" mendapat akhiran -an sehingga menjadi wetuan. Fonim u dan a tersebut mengalami persandian atau luluh lalu menjadi weton yang berarti kelahiran. Jadi weton merupakan penanda hari kelahiran seseorang.
Neptu adalah nilai angka tertentu yang melekat pada hari maupun pasaran. Jadi gabungan hari dan pasaran tersebut disebut neptu weton atau neton. Neptu hari, Ahad: 5, Senen: 4, Slasa: 3, Rebo: 7, Kemis : 8, Jumungah : 6, dan Sabtu : 9. Adapun neptu pasaran yaitu Legi : 5, Pahing : 9, Pon : 7, Wage : 4, dan Kliwon : 8
"Dari weton tersebut mengandung makna perwatakannya. Hal ini tidak terlepas dengan istilah Pangarasan atau paarasan dan Pancasuda," jelas Totok.
Pangarasan
Pangarasan atau paarasan adalah pengelompokan sifat manusia yang didasarkan pada saptawara (hari yang berjumlah tujuh) dan pancawara (pasaran).
Siklus paarasan tidak menurut pada siklus wuku, tetapi diambil dari nΓͺptu hari dan pasaran, jika ketemu: 7 lakuning bumi, 8 lakuning gΓͺni, 9 lakuning angin , 10 aras pΓͺpΓͺt, 11 aras tuding, 12 aras kΓͺmbang,13 lakuning lintang, 14 lakuning rΓͺmbulan, 15 lakuning srΓͺngenge, 16 lakuning banyu, 17 lakuning bumi, 18 lakuning gΓͺni.
Artinya angka yang paling kecil 7 = 3.4 = Selasa Wage, dan angka terbesar yaitu 18 = 9.9 = Sabtu Pahing, demikian pula untuk yang lainnya.
10 Makna Pangarasan
Lebih jelasnya tentang makna pangarasan dapat dirinci sebagai berikut:
1. Aras Tuding
Sifatnya telunjuk jari (Sering ditunjuk dalam hal apa pun).
2. Aras Kembang
Sifatnya bunga (Memesona memikat lawan jenisnya).
3. Lakuning Lintang
Sifatnya bintang (Lemah hati, kesepian dan sengsara, kecenderungan tidak menetap (dalam hal pekerjaan, tempat tinggal, dll).
Baca juga: Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap dengan Weton |
Mengenai Pancasuda dan Paringkelan ada di halaman selanjutnya...
4. Lakuning Rembulan
Sifatnya bulan (Simpatik, penuh daya tarik, serba menyenangkan).
5. Lakuning Srengenge
Sifatnya matahari (Terang dan berwibawa, mencerahkan).
6. Lakuning Banyu
Sifatnya air (Tenang, selalu mengalir ke tempat yang rendah, karena tahu persis di mana akan mendapatkan rejekinya, memiliki perencanaan yang matang).
7. Lakuning Bumi
Sifatnya bumi (Pemurah, pengampun dan pelindung).
8. Lakuning Geni
Sifatnya api (Temperamental, emosional, mudah marah dan naik pitam, pemberani).
9. Lakuning Angin
Sifatnya angin (Pandai mengambil hati orang tetapi menakutkan jika sedang marah).
10. Aras Pepet / Lakuning Pandhita Sakti
Sifatnya tertutup / pertapa sakti (Sering prihatin, hidup menderita dan serba kekurangan, yang diinginkan sulit tercapai).
Pancasuda
Pancasuda adalah penggolongan watak manusia yang dihitung dari angka-angka khusus yang diberikan kepada saptawara dan pancawara.
PΔncasuda adalah nΓͺptu hari pasaran dikumpulkan menjadi satu, dibuang tujuh atau tujuh-tujuh, tetapi neptu hari yang lima berubah, ada yang dikurangi, ada yang ditambah, karena yang berubah lima maka dinamakan pΔncasuda. Hal ini juga digunakan untuk perhitungan orang bepergian maupun punya kerja.
- Ngahad nΓͺptu 5 ditambah 1 menjadi 6.
- SΓͺnΓ¨n nΓͺptu 4 tetap 4.
- Slasa nΓͺptu 3 tetap 3.
- RΓͺbo nΓͺptu 7 dikurangi 1 tinggal 6.
- KΓͺmis nΓͺptu 8 dikurangi 3 tinggal 5.
- Jumungah nΓͺptu 6 ditambah 1 menjadi 7.
- SΓͺtu nΓͺptu 9 dikurangi 1 tinggal 8.
Untuk Pasaran : Kaliwon nΓͺptu 8, LΓͺgi nΓͺptu 5, Paing nΓͺptu 9, Pon nΓͺptu 7, Wage nΓͺptu 4 tetap tidak berubah. Apabila tinggal:
1 = Wasesa segara = Pemurah, pemaaf, berwibawa dan bertanggung jawab.
2 = Tunggak semi = Penghasilannya selalu terjamin, rezeki selalu ada.
3 = Satrya wibawa = Dihormati orang karena kemuliaan dan keluhurannya.
4 = Sumur sinaba = Dicari orang karena petuah dan nasihatnya, serta banyak pengetahuannya.
5 = Bumi kapetak = Suka bekerja, kuat menahan kecewa dan penderitaan, rapi dan bersih hidupnya akan tetapi pendendam. Sarana penolaknya: Menanam/mengubur tanah.
6 = Satrya wirang = Luhur budinya tetapi selalu dipermalukan orang, tidak berwibawa. Sarana penolaknya: mengeluarkan darah (menyembelih ayam atau kambing).
7 = Lebu ketiyup angin = Serba kekurangan hidupnya, jauh dari keberuntungan dan sulit mendapat kemajuan dalam pekerjaan dan usahanya. Sarana penolaknya: dengan menyebarkan debu.
Paringkelan
Paringkelan adalah istilah hitungan enam harian, yaitu:
- Tungle = ringkΓͺl godhong, tidak boleh menanam tanaman yang dimanfaatkan daunnya.
- Aryang = ringkΓͺl jalma, kesialan manusia.
- Warukung = ringkΓͺl sato, binatang pada apΓͺs.
- Paningron = ringkΓͺl mina, ikan lagi apΓͺs.
- Uwas = ringkΓͺl pΓͺksi, burung-burung pada apΓͺs.
- Mawulu = ringkΓͺl wiji, jika menyemai biji tidak tumbuh.
Jadi kombinasi dari hari yang berjumlah 7, pasaran 5 dan paringkelan 6 terjadilah wuku yang bersiklus 210 hari.