Serunya Berebut Gunungan Legondo saat Grebeg Ki Ageng Perwito Ngreden Klaten

Serunya Berebut Gunungan Legondo saat Grebeg Ki Ageng Perwito Ngreden Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Minggu, 05 Mar 2023 19:54 WIB
Warga berebut gunungan legondo dan sayuran di kompleks Makam Ki Ageng Perwito, Ngreden, Klaten, Minggu (5/3/2023).
Warga berebut gunungan legondo dan sayuran di kompleks Makam Ki Ageng Perwito, Ngreden, Klaten, Minggu (5/3/2023). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Tradisi peringatan Grebeg Ki Ageng Perwito ke-312 di Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, Klaten, berlangsung meriah. Gunungan makanan legondo dan intip (kerak nasi digoreng) ludes diserbu warga dalam hitungan menit.

Pantauan detikJateng, Minggu (5/3/2023), Grebeg Ki Ageng Perwito dimulai sekitar pukul 12.30 WIB dengan arak-arakan gunungan dikawal abdi dalem Keraton Surakarta dan panitia. Sesampainya di samping masjid kompleks makam, gunungan legondo dan sayuran dihentikan.

Sementara rombongan kirab pembawa bunga dan uba rampe upacara di bagian depan melakukan serah terima ke pengelola makam. Dilanjutkan tabur bunga dan doa di depan makam Ki Ageng Perwito yang dipagari tembok tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah doa selesai, gunungan legondo dan sayuran langsung diperebutkan warga yang menyemut sejak siang. Aksi saling dorong tidak terhindarkan untuk merebut makanan berbahan ketan dan santan dibungkus daun kelapa muda.

Nasib serupa dialami gunungan sayuran hasil bumi. Gunungan tersebut juga langsung ludes tanpa sisa diserbu peserta dari berbagai daerah yang datang sejak pagi.

ADVERTISEMENT
Warga berebut gunungan legondo dan sayuran di kompleks Makam Ki Ageng Perwito, Ngreden, Klaten, Minggu (5/3/2023).Warga berebut gunungan legondo dan sayuran di kompleks Makam Ki Ageng Perwito, Ngreden, Klaten, Minggu (5/3/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Pengelola makam Ki Ageng Perwito, Sucipto menyatakan kirab gunungan itu baru kali pertama digelar. Biasanya hanya haul berisi doa dan dzikir serta pengajian tanpa kirab gunung legondo.

"Tadi ada 2 gunungan, satu dari desa dan satu dari Keraton. Isi gunungan berupa makanan legondo sama intip dan satu lagi sayuran," jelas Sucipto kepada wartawan.

Jumlah legondo yang diperebutkan, ungkap Sucipto, sejumlah 800 buah yang dibuat oleh masyarakat desanya. Tujuan kirab tersebut untuk mempererat hubungan silaturahmi masyarakat.

"Kita kumpulkan untuk silaturahmi untuk mengingat leluhur kita. Sehingga yang dilakukan Ki Ageng dalam berdakwah bisa sebagai suri tauladan diikuti anak cucunya," papar Sucipto.

Waljinah, peserta rebutan gunungan legondo mengaku mendapat legondo dan intip meski harus berdesakan. Diharapkan nantinya hasil rebutan membawa berkah karena sudah didoakan.

"Semoga berkah nantinya sehat tidak kurang suatu apa. Saya baru pertama kali ini ikut," ungkap Waljinah kepada wartawan.

Kapolsek Wonosari AKP Sriyanto menyatakan karena menghadirkan orang banyak Polsek dan Koramil membackup dan mengimbau barang dijaga. Soal keributan yang terjadi hanya kesalahpahaman.

"Bukan gesekan, mungkin cuma kesalahpahaman. Orang asing hadir mestinya kulonuwun, hargai adat di Desa Ngreden. Kegiatan sampai sore alhamdulillah aman," papar Sriyanto kepada wartawan di lokasi.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads