Kerajaan Kalingga: Sejarah, Raja-raja, Masa Kejayaan-Keruntuhan

Kerajaan Kalingga: Sejarah, Raja-raja, Masa Kejayaan-Keruntuhan

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 14 Feb 2023 14:16 WIB
Peta Kerajaan Kalingga
Peta Kerajaan Kalingga. Foto: Gunawan Kartapranata/Wikimedia Commons
Solo -

Kerajaan Kalingga atau Holing atau Keling adalah kerajaan yang sangat kuat di Pulau Jawa. Menurut uraian dari berita China abad 7-8 Masehi, kerajaan ini dipimpin oleh Ratu Sima, raja wanita pertama yang memerintah pada abad 6-7 Masehi. Berikut sejarah Kerajaan Kalingga, raja-raja, dan masa kejayaan hingga keruntuhannya.

Sejarah Kerajaan Kalingga

Dalam jurnal 'Kuasa Perempuan dalam Sejarah Indonesia Kuna' (Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10 No 1, 2016) karya Ufi Saraswati disebutkan, kerajaan Holing (Kalingga) di Pulau Jawa ini sangat kuat. Hal itu dikabarkan dalam Berita Cina dari Dinasti Tang pada abad 7-8 M.

Karena keperkasaan Kerajaan Kalingga, orang Ta-Shih pada tahun 674 M mengurungkan niatnya untuk menyerangnya. Diberitakan pula bahwa di bawah pemerintahan Ratu Sima, Kerajaan Kalingga menjadi pemerintahan negara yang menjunjung tinggi hukum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari artikel 'Sejarah Kerajaan Kalingga' di situs resmi SMA Negeri 13 Semarang, Kerajaan Kalingga yang bercorak Hindu itu berada di pesisir utara Jawa Tengah. Keberadaan Kalingga diketahui dari catatan utusan Cina yang datang ke kerajaan itu pada tahun 647 M dan 666 M.

Kerajaan Kalingga tidak banyak meninggalkan prasasti. Dalam artikel di situs sma13smg.sch.id itu disebutkan satu-satunya prasasti yang ditemukan terletak di lembah Gunung Merbabu.

ADVERTISEMENT

Prasasti dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta itu menjelaskan mengenai keberadaan mata air jernih di daerah tersebut. Mata air itu menjadi sungai suci layaknya Sungai Gangga. Tepat di atas batu terdapat sebuah ukiran gambar trisula, kendi, kapak dan bunga teratai yang menandakan Kerajaan Kalingga bercorak Hindu.

Raja-raja Kalingga

Dikutip dari buku online di situs pintar.jatengprov.go.id yang berjudul 'Ratu Shima, Narayana, dan Sekantung Emas' dijelaskan bahwa Kerajaan Kalingga adalah salah satu dari tiga kerajaan tertua di Pulau Jawa. Kalingga dipimpin oleh seorang ratu yang dipanggil Ratu Keadilan.

Kerajaan Kalingga dipimpin Ratu Shima pada 674-704 M. Dalam buku bergambar itu dikisahkan anak Ratu Shima yang bernama Narayana pernah diasingkan karena melanggar peraturan kerajaan. Saat bermain bersama temannya, Narayana tidak sengaja menyentuh sekantung emas yang bukan haknya.

Singkat cerita Narayana dihukum dengan diasingkan selama setahun, tidak boleh bertemu siapa pun dan tidak boleh diberi apa pun kecuali makanan dan minuman seadanya. Setelah besar, Narayana yang merupakan putra mahkota ini menjadi raja Kalingga.

Silsilah Raja Kalingga

Dikutip dari situs resmi Balai Bahasa Jawa Tengah, balaibahasajateng.web.id, berikut silsilah raja di Kerajaan Kalingga:

1. Santanu (632-648)

Raja Santanu bergelar Prabu Kirathasingha. Ia pernah mengirimkan duta besarnya ke Cina pada tahun 632 M dan 640 M. Menurut catatan Tiongkok I-Tshing, diketahui bahwa pada tahun 644 M, datang seorang pendeta buddha dari China bernama Hwi-Ning. Ia menetap di Kalingga selama 3 tahun.

Selanjutnya, Hwi-Ning menerjemahkan salah satu kitab suci agama Budha Hinayana yang berbahasa Sanskerta ke dalam bahasa Cina. Dalam usahanya tersebut Hwi-Ning dibantu oleh seorang pendeta kerajaan Kalingga yang bernama Janabadra.

2. Selendra (648-674)

Raja Selendra bergelar Prabu Kartikeyasingha sang mokteng Mahamerwacala. Ia sudah dua kali mengirimkan duta besarnya ke Cina, pertama pada tahun 648 M, dan kedua pada tahun 666 M. Dia diketahui wafat di Gunung Mahameru. Dari hasil pernikahan Prabu Kartikeyasingha dengan Dewi Sima, dikaruniai satu Putri dan satu Putra. yaitu :

  1. Dewi Parwati, diperisteri oleh raja Mandiminyak dari Galuh.
  2. Radiyah Narayana, menjadi menantu raja Jayasinghanegara dari Keling.
  3. Maharani Shima (674-695)

Ratu Maharani Shima bergelar Sri Maharani Mahisa Suramardini Satyaputikeswara. Beliau adalah ratu yang terkenal dari Kalingga. Pada saat pemerintahannya, hukum dan keadilan diterapkan secara disiplin.

Hal itu berlaku bagi seluruh warga negara Kalingga yang melanggar aturan akan diberikan sanksi tegas. Suatu saat seorang saudagar Arab berkeinginan untuk membuktikan ketaatan rakyat Kalingga terhadap hukum yang diterapkan.

Orang tersebut meletakkan pundi-pundi uang di jalanan pusat kota. Akhirnya, tidak ada seorangpun yang berani menyentuh atau pun mengambilnya. Hingga sampai suatu hari secara tidak sengaja kaki putra mahkota menyentuh pundi-pundi itu. Ratu Shima memerintahkan agar anaknya di potong kakinya sebagai hukuman.

Hukuman itu dirasa terlalu berat, para penasehat Ratu memohon agar hukuman di peringan, namun Ratu tetap teguh dengan pendiriannya. Setelah mendapatkan desakan, Ratu Shima memutuskan untuk meringankan hukumannya.

Semenjak Ratu Shima wafat pada tahun 695 M, Kerajaan Kalingga dibagi menjadi dua wilayah, untuk Dewi Parwati di sebelah utara, dan untuk Radiyah Narayana di sebelah selatan. Untuk sang Mandiminyak, suami Dewi Parwati, tidak menggantikan di situ, sebab ia menjadi raja di Kerajaan Galuh.

4. Dewi Parwati (695-717)

Dari hasil pernikahan Prabu Mandiminyak dengan Dewi Parwati dikarunai seorang putri bernama Dewi Sannaha. Kemudian ia naik tahta menggantikan ibundanya.

5. Dewi Sannaha (717-732)

Dewi Sannaha menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Bratasewana. Mereka memiliki putra yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M)

6. Narayana (695-732)

Setelah Parbu Narayana meninggal, ia kemudian digantikan oleh putranya yaitu Sang Prabu Dewa Singha.

Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga

Dalam situs sma13smg.sch.id disebutkan bahwa letak Kerajaan Kalingga masih menjadi perdebatan para ahli sejarah. Ada beberapa asumsi mengenai letak Kalingga, yaitu di Blora dan Purwodadi, Salatiga, dan Jepara.

Menurut artikel sejarah Kalingga dalam situs itu dituliskan bahwa pemerintahan pusat Kalingga diserahkan kepada empat maha menteri yang mengatur 28 kerajaan kecil di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Batas wilayah Kalingga adalah Po-li (kemungkinan Bali) di bagian timur dan la (kemungkinan Kamboja) di bagian utara. Batas barat adalah To-po-teng (diperkirakan Sumatera) dan bagian selatan adalah samudera.

Kehidupan ekonomi Kerajaan Kalingga ditopang oleh perdagangan dengan komoditas emas, perak, dan cula badak. Dalam kehidupan sosialnya, Kerajaan Kalingga menerapkan peraturan ketat oleh Ratu Sima yang adil dan bijaksana.

Masa Keruntuhan Kerajaan Kalingga

Adapun soal keruntuhan Kerajaan Kalingga disebutkan dalam situs resmi Balai Bahasa Jawa Tengah. Di situs balaibahasajateng.web.id dituliskan bahwa Kerajaan Kalingga tidak berlangsung lama dalam masa kejayaannya. Sejak Ratu Shima meninggal dan takhtanya dimiliki keturunannya, mulai terjadi tanda-tanda kehancuran.

Runtuhnya kerajaan Kalingga terjadi saat mendapat serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Sebab terjadinya penyerangan tersebut, jalur perniagaannya direbut, dan rakyat Kalingga harus berpindah ke pedalaman Pulau Jawa.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads