51 Tahun Eksis, Majalah Djaka Lodang Belum Pernah Setop Terbit

51 Tahun Eksis, Majalah Djaka Lodang Belum Pernah Setop Terbit

Paradisa Nunni Megasari - detikJateng
Minggu, 01 Jan 2023 11:08 WIB
Kantor Majalah Djaka Lodang di Patehan, Kraton, Jogja. Foto diambil Senin (26/12/2022)
Majalah Djaka Lodang (Foto: Paradisa Nunni Megasari/detikJateng)
Yogyakarta -

Majalah berbahasa Jawa yang bermarkas di Jogja, Djaka Lodang sudah berkiprah hingga 51 tahun. Selama 51 tahun berdiri, majalah yang aktif menjaga kebudayaan dan bahasa Jawa ini tidak pernah berhenti terbit.

Pimpinan Redaksi Djaka Lodang, Kuswinarni mengatakan Djaka Lodang sudah berdiri sejak tahun 1971. Wiwin sapaannya, mengatakan majalah Djaka Lodang tak pernah berhenti terbit sejak 51 tahun berdiri.

"Dari tahun 1971 sampai sekarang (Djaka Lodang) belum pernah berhenti sekalipun. Tidak pernah tidak terbit," kata Wiwin saat ditemui detikJateng di Kantor Djaka Lodang, Senin (26/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiwin mengatakan majalah yang didirikan oleh Kuswandi dan Abdullah Purwodarsono ini fokus untuk melestarikan bahasa dan kebudayaan Jawa. "Kami memang berkonsentrasi untuk nguri-uri kebudayaan Jawa dan bahasa Jawa," kata Wiwin.

Wiwin pun mengaku bangga karena majalah berbahasa Jawa yang diproduksinya tersebut masih ditunggu pelanggannya.

ADVERTISEMENT

"Kita bangga sekali, Bahasa Jawa tetap ditunggu pelanggannya. Setiap hari Senin, pasti pelanggan tuh pasti sudah menghubungi," kata Wiwin.

Wiwin mengatakan Djaka Lodang merupakan majalah yang berkonsentrasi untuk melestarikan budaya dan bahasa Jawa.

"Kami memang konsentrasi dengan nguri-uri (melestarikan) bahasa dan kebudayaan Jawa," kata Wiwin.

Sebagai majalah berbahasa Jawa yang melingkupi Jogja dan Jawa Tengah, Wiwin mengatakan tak ada habisnya membahas mengenai kebudayaan Jogja. Oleh karena itulah Djaka Lodang memiliki ciri khasnya sendiri.

"Kita ini mengulas kebudayaan Jogja saja, setahun saja nggak habis, nggak akan habis. (Sehingga) Kita punya ciri khas sendiri," kata Wiwin.

Menurut Wiwin, saat ini Djaka Lodang juga fokus mengajak generasi milenial untuk melestarikan Bahasa Jawa. Hal ini dilakukannya agar bahasa dan kebudayaan Jawa semakin dikenal dan tidak punah.

"Tahun-tahun ini kami fokus ke generasi milenial, Bahasa Jawa ini perlu dilestarikan, kalau (generasi milenial) tidak kenal (Bahasa Jawa) nanti lama-lama punah," kata Wiwin.

Wiwin berharap generasi milenial dapat memahami bahasa Jawa dengan adanya kiprah Djaka Lodang selama ini.

"Generasi anak-anak muda harus paham bahasa Jawa. Prinsipyya (Djaka Lodang) ya memang menjaga kebudayaan lewat media," tutup Wiwin.




(ams/aku)


Hide Ads