Makna Upacara Panggih yang Akan Digelar di Pernikahan Kaesang-Erina

Makna Upacara Panggih yang Akan Digelar di Pernikahan Kaesang-Erina

Paradisa Nunni Megasari - detikJateng
Senin, 05 Des 2022 14:33 WIB
Prewedding Kaesang Pangarep dan Erina Gudono
Prewedding Kaesang Pangarep dan Erina Gudono (Foto: Instagram/@kaesangp @erinagudono)
Jogja -

Terdapat berbagai rangkaian upacara adat dalam prosesi pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono. Kaesang dan Erina akan menggunakan adat Jogja dalam pelaksanaan akad nikahnya nanti.

Kaesang dan Erina bakal menggelar akad nikah di Royal Ambarrukmo Jogja pada akhir pekan ini, Sabtu (10/12). Owner Pengantin Production selaku wedding organizer pernikahan Kaesang-Erina, Dani Wigung, mengatakan usai akad nikah digelar akan dilaksanakan upacara panggih dan tasyakuran.

"Panggih sekaligus dhahar (jamuan makan), tasyakuran. Mungkin sebenarnya bukan resepsi karena resepsi ada di Solo," kata Dani kepada wartawan, Kamis (1/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upacara panggih merupakan salah satu tradisi pernikahan ala budaya Jawa. Lalu, apa sebenarnya upacara panggih itu dan bagaimana prosesinya? Berikut penjelasannya.

Carik Kawedanan Radya Kartiyasa Keraton Jogja, Siti Amieroel Noorsundari, mengatakan upacara panggih merupakan tradisi pernikahan di mana bertemunya pengantin perempuan dan laki-laki usai sah menjadi suami istri.

ADVERTISEMENT

"Upacara panggih itu kan pertama kali bertemunya antara pengantin perempuan dan laki-laki. Jadi itu benar-benar pertemuan pertama kali mereka secara istilahnya bisa bersentuhan langsung," kata Siti saat dihubungi detikJateng, Senin (5/12/2022).

Menurut Siti, upacara panggih biasanya dimulai dengan tradisi pihak laki-laki memberi pisang raja atau yang disebut pisang sanggan yang diletakkan di sebuah nampan kepada pihak perempuan sebagai tebusan. Kemudian, pisang tersebut akan diterima dan dilihat oleh ibu dari mempelai perempuan.

"Jadi upacara panggih itu biasanya dimulai dari pihak laki-laki memberi pisang raja atau pisang sanggan kepada pihak perempuan sebagai istilahnya sebagai tebusan. Itu nanti akan dilihat oleh ibu pengantin perempuan," kata Siti.

"Kalau itu (pisang sanggan) nanti sudah oke, makanya nanti pengantin perempuannya dihadirkan," imbuh Siti.

Menurut Siti, pengantin perempuan akan didampingi dua orang yang biasa disebut dengan penganti saat akan bertemu pengantin laki-laki.

"Nah kemudian pengantin perempuannya nggak sendirian, tentu ada pendampingnya, dua orang, penganti biasanya disebutnya. Nah itu nanti yang kemudian mengawal pengantin perempuan ke pengantin laki-laki," kata Siti.

Biasanya penganti berasal dari keluarga terdekat pengantin perempuan atau laki-laki. Mereka adalah sosok yang sudah berkeluarga dan sudah mempunyai keturunan.

"Biasanya penganti itu masih lengkap dalam artian masih suami istri, biasanya sudah punya putra," kata Siti.

Namun, Siti menyebut saat ini biasanya penganti dipilih sesuai dengan keputusan keluarga masing-masing pengantin.

"Tapi kan sekarang nggak juga, tergantung dari keluarga masing-masing karena istilahnya penghormatan, lebih ke intimate-nya keluarga masing-masing untuk memilih siapa yang akan menjadi penganti," kata Siti.

Bahkan, menurut Siti biasanya pihak keluarga laki-laki lebih mengikuti keputusan keluarga perempuan untuk menentukan siapa penganti tersebut.

"Biasanya itu kesepakatan antara dua keluarga sih, karena kan kalau pengantin itu kan yang punya gawe (hajat) yang perempuan biasanya yang laki-laki ngikut aja gitu," pungkas Siti.




(rih/apl)


Hide Ads