Grebeg Gunungan Lenteng di Dusun Gunung Bakalan, Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, berlangsung meriah. Para warga tampak menghadiri acara Grebeg Gunungan Lenteng, yang dua tahun sebelumnya digelar sederhana karena pandemi.
Pantauan detikJateng, acara tradisi turun-temurun tersebut dilangsungkan pada 12 Rabiulawal atau bertepatan dengan Maulid Nabi SAW. Pada dua tahun sebelumnya karena pandemi, grebeg ini tetap dilaksanakan secara sederhana dan hanya diperuntukkan bagi warga setempat.
Kemudian pada saat ini, seiring kasus COVID-19 melandai dan pemerintah memberikan izin, Grebeg Gunungan Lenteng dilangsungkan secara meriah. Warga dari berbagai daerah datang mengikuti rangkaian acara ini. Selain itu, banyak pula yang para pedagang yang menjajakan dagangannya di sekitar lokasi.
Sebelum pembagian Gunungan Lenteng, dilakukan pengajian yang berlangsung di masjid dusun setempat. Adapun Gunungan Lenteng tersebut ditempatkan di dalam masjid, kemudian setelah pengajian dibagikan kepada warga.
"Tradisi Grebeg Lenteng dimulai sejak Mbah Raden Said Abdullah itu sebagai cikal bakal di Gunung Bakal. Dulu sekitar tahun 1700-an masyarakat lingkungan Gunung Bakal ini masih menganut paham kejawen. Di mana setelah panen itu mengadakan slametan atau sesajen, kemudian dengan datangnya Mbah Said Abdullah konon dari Jogja ke sini syiar menyebarluaskan agama Islam," kata Kepala Dusun Gunung Bakalan, Achmad Jadin, kepada wartawan, Sabtu (8/10/2022).
Sesajen atau slametan saat panen di sawah, katanya, kemudian diganti tiap peringatan Maulid Nabi tepatnya 12 Rabiulawal. Bentuk lenteng ini ditopang lidi aren.
"Lenteng ini terbuat dari beras ketan. Di mana beras ketan itu kalau istilahnya seperti perekat, seperti lem, kalau disentuh laksana lem. Untuk itu, sebagai orang muslim simbolnya mempunyai keyakinan harus melekat dalam hati, artinya dalam menjalankan ibadah juga benar-benar melekat dalam hati," tuturnya.
Halaman selanjutnya, pembuatan Gunungan Lenteng...
Simak Video "Video: Kapolri Gandeng TNI-BIN Usut Pemicu Demo Berujung Rusuh"
(rih/rih)