Mengenal Ragam Motif Batik Solo dan Sejarahnya

Mengenal Ragam Motif Batik Solo dan Sejarahnya

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 27 Agu 2022 02:02 WIB
Batik untuk Keluarga Jokowi pernikahan Kahiyang Ayu di Solo
Ilustrasi Batik Solo. Foto: Odilia WS
Solo -

Batik merupakan salah satu kebudayaan di Indonesia yang sudah dikenal sejak masa lalu. Budaya membatik diyakini sudah ada di Indonesia sebelum abad ke-10.

Hal tersebut berdasarkan pada temuan artefak kuno seperti patung maupun relief candi yang memperlihatkan sosok yang mengenakan pakaian dengan ornamen batik.

Hingga kini budaya batik masih berkembang di sejumlah kota. Pada 2009 lalu, UNESCO memberi pengakuan terhadap batik sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu daerah penghasil batik yang cukup terkenal adalah Kota Solo. Batik Solo dikenal dengan warnanya yang elegan serta kehalusan dan kerumitan motifnya.

Ciri khas Batik Solo adalah penggunaan warna sogan yang memiliki kecenderungan warna gelap. Warna ini merupakan kombinasi warna cokelat tua, cokelat muda, cokelat kehitaman, cokelat kekuningan hingga cokelat kemerahan.

ADVERTISEMENT

Dalam bukunya Ensiklopedia The Heritage of Batik, Primus Supriono menulis bahwa Batik Solo sudah berkembang sejak era Keraton Pajang sekitar tahun 1568. Seorang tokoh bernama Ki Ageng Henis mengenalkan batik kepada masyarakat di Desa Laweyan.

Tradisi membatik terus berlanjut di era Keraton Mataram Islam yang kemudian pecah menjadi Keraton Surakarta atau Solo dan Keraton Yogyakarta.

Adapun daerah Laweyan hingga saat ini masih menjadi salah satu penghasil batik terbesar di kota tersebut.

Adapun Batik Solo banyak disukai oleh masyarakat karena warnanya yang dianggap elegan. Pengaruh keraton membuat Batik Solo dikenal memiliki motif yang indah dan halus.

Berikut ini beberapa motif Batik Solo yang umum digunakan.

Motif Ceplok

Ceplok merupakan motif batik dengan ragam hias berupa pengulangan bentuk geometri, seperti bulatan, persegi panjang atau persegi. Ragam hias itu ditata sedemikian rupa sehingga membentuk pola simetris.

Motif ini banyak digunakan saat siraman pengantin. Motif Ceplok menjadi sebuah simbol bersatunya unsur-unsur baik seperti rezeki, kerukunan dan keturunan.

Motif Kawung

Motif Kawung merupakan salah satu ragam motif geometris. Awalnya, motif ini berkembang di dalam tembok keraton.

Motif ini memiliki pola bulatan seperti buah kawung atau kolang kaling yang ditata secara geometris. Ada pula yang menyebut motif kawung ini menyerupai bunga teratai dengan empat daun.

Makna dari motif ini adalah sebuah perjuangan yang berbuah keberhasilan.

Motif Batik Solo lainnya di halaman berikutnya

Motif Parang

Motif parang memiliki bentuk lengkungan yang menyerupai ombak di laut. Jenis motif yang berbentuk sepertu huruf S ini merupakan sebuah simbol kekuasaan.

Hal itu membuat pada masa lalu batik motif ini hanya boleh digunakan oleh keluarga raja.

Pada perkembangannya, motif parang menurunkan beberapa motif lain yang sejenis, seperti parang rusak, parang barong, parang klitik, parang kusumo dan lainnya.

Motif Lereng

Seperti halnya motif parang, motif lereng pada awalnya juga juga hanya boleh digunakan oleh kalangan keraton.

Motif lereng memiliki pola garis diagonal, memiliki pola sederhana namun dengan ornamen yang kecil dan rumit.

Ragam hiasnya hanya dibatasi dengan motif parang atau lung-lungan.

Motif Sido Mukti

Sido mukti merupakan salah satu motif klasik. Nama ini berasal dari kata sido yang berarti menjadi dan mukti yang berarti mulia.

Pengguna batik motif ini diharapkan mendapat sebuah kemuliaan.

Dasar dari motif sido mukti adalah bentuk gurda dengan isian berupa sawut, cecek, ukel dan cecek pitu.

Ornamen penghias dalam motif ini biasanya berupa kupu-kupu, sayap kupu-kupu, bunga, takhta hingga singgasana.

Halaman 2 dari 2
(ahr/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads