Minggu Pon 31 Juli 2022: Kaya Ilmu

Penanggalan Jawa

Minggu Pon 31 Juli 2022: Kaya Ilmu

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 31 Jul 2022 05:00 WIB
Tanggal 29 Februari Tak Ada Tahun Ini, Berikut Serba-serbi Tahun Kabisat
Ilustrasi (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Solo -

Hari ini, Minggu (31/7/2022) bertemu dengan pasaran Pon. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 2 Sura 1956, berada di Tahun Ehe, Windu Sancaya dan Wuku Tambir.

Weton (hari kelahiran) Minggu Pon atau Ngahad Pon memiliki neptu 12. Pada umumnya, pemilik weton ini kaya ilmu, banyak keinginan, dan dapat menjadi penerang hati orang lain.

Pangarasan pada weton ini adalah Aras Kembang. Artinya gampang tampa sihing panggedhe "mudah menerima asihnya atasan atau pimpinan." Hal ini disebabkan oleh perasaannya yang halus sehingga mengundang simpati banyak orang, terlebih memesona terhadap lawan jenisnya. Sedangkan Pancasuda, Bumi Kapetak, bertipe pekerja keras, kuat menahan kekecewaan dan penderitaan, suka kerapian dan kebersihan. Namun memiliki sifat negatif yakni pendendam. Selain itu kebaikannya tidak terlihat orang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wuku Tambir, lambang dewannya Bathara Siwah, wataknya berbeda antara lahir dengan batinnya, mengharapkan kepemilikan, tak bersahaja dan harus mendapatkan sesuatu. Gedhongnya di tengah, sifatnya sombong. Yang ada dalam benaknya; siapa kaya seperti saya. Suka dipuji tidak baik hatinya. Pohonnya upas, sifatnya panas tak dapat digunakan untuk berteduh. Burungnya prenjak, kecil tapi merasa besar, lagi pula sombong. Akan tetapi gesit dan peka terhadap wangsit.

Gambarannya bagaikan gajah yang lepas dari kandangnya, besar wibawanya. Menakutkan tetapi tidak keterlaluan. Lambangnya seperti badan yang letih, kendor dalam semua pekerjaan. Bahayanya jika kena perangkap. Kala ada di Barat Daya, selama tujuh hari di wuku ini jangan pergi ke arah tersebut. Pada hari Ahad Pon di wuku ini adalah hari yang buruk. Karenanya jangan bepergian karena akan terjerat tipu muslihat.

ADVERTISEMENT

(Oleh: Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radya Pustaka, Solo)




(rih/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads