Sudah menjadi tradisi setiap malam 1 Suro (penanggalan Jawa), warga Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali menggelar sedekah gunung. Sebuah ritual dengan melarung kepala kerbau di kawasan puncak Gunung Merapi.
"Iya, pada malam 1 Suro besok kita akan menggelar tradisi sedekah gunung," kata Kaur Perencanaan Desa Lencoh, Bagyo, Kamis (28/7/2022).
Tradisi yang sudah turun-temurun digelar itu sempat ditiadakan saat pandemi COVID-19 tahun 2020. Kemudian baru tahun 2021, warga di lereng Gunung Merapi itu kembali mulai menggelar tradisi sedekah gunung secara sederhana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini, sedekah gunung kembali dilaksanakan di Desa Lencoh pada Jumat (29/7) malam, atau di malam tanggal 1 Suro. Pelaksanaan kali ini pun akan berbeda dengan tahun lalu.
"Besok pagi itu penyembelihan kerbaunya. Lalu sore hari mulai pukul 15.00 sampai 17.00 atau maksimal 17.00 WIB, ada pentas reog. Lalu, pada malam harinya mulai pukul 20.00 WIB, digelar prosesi ritual sedekah gunung. Lokasinya di Joglo Merapi (Desa Lencoh)," jelas Bagyo.
Bagyo menyebutkan, untuk kegiatan ritual sedekah gunung ini anggarannya dari Desa Lencoh dan swadaya masyarakat. Kegiatan ini akan dipusatkan di Joglo Merapi.
Prosesi sedekah gunung Merapi akan diawali dengan kirab kepala kerbau berikut uba rampe sesaji dari Dukuh Temusari menuju lokasi acara di Joglo Merapi. Kemudian dilanjutkan suguhan tari gambyong yang diiringi karawitan. Lalu sambutan-sambutan baru kemudian pembacaan doa-doa ritual sesaji.
Setelah pembacaan doa-doa, kepala kerbau dibawa ke kawasan puncak Gunung Merapi untuk dilarung di sana. Kepala kerbau itu akan dibawa naik hingga Pasar Bubar, di bawah puncak Merapi.
Karena kondisi aktivitas Gunung Merapi saat ini masih dalam status Siaga atau level 3, rombongan pembawa kepala kerbau itu pun dibatasi. Rombongan yang akan melarung kepala kerbau ke puncak Merapi maksimal 10 orang.
"Konfirmasi dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi, yang diizinkan cuma 10 orang yang naik," jelas Bagyo.
(rih/ahr)