Enam ekor kebo bule milik Keraton Solo masih menderita penyakit mulut dan kuku (PMK). Pihak Keraton belum memutuskan apakah dalam kirab malam 1 Suro akan menghadirkan kawanan kebo bule atau tidak. Apa arti penting kebo bule dalam kirab malam 1 Suro di Solo? Berikut penjelasannya.
Diberitakan sebelumnya, satu kebo bule dewasa milik Keraton Solo yang bernama Nyai Apon mati pada Kamis (21/7) pekan lalu. Tiga hari kemudian, Minggu (24/7), satu bayi kebo bule yang baru berumur sehari juga mati karena kekurangan asupan makanan. Sebab, induknya yang bernama Nyai Juminten juga sedang menderita PMK.
Kondisi ini menyebabkan sebagian orang bertanya-tanya, apakah kawanan kebo bule tetap akan dihadirkan dalam kirab malam 1 Suro? Mengenai hal itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan pihaknya harus berkoordinasi dengan keraton dan Dinas Peternakan, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Solo.
"Kalau sejauh ini diizinkan, tapi kalau melihat kebonya ada PMK ya nanti kita liat dulu ya. Kita tahun ini Suro-nya sudah seperti tahun-tahun yang sebelumnya kok, boleh meriah," kata Gibran di Loji Gandrung, Jumat (22/7) pekan lalu.
Sejarah Kebo Bule Keraton Solo
Seperti diketahui, kawanan kebo bule selama ini menjadi pembuka kirab malam 1 Suro di Keraton Solo. Tugas kawanan kebo bule itu ialah mengawal pusaka Keraton Solo yang dikirab pada malam tersebut. Tahun ini, malam 1 Suro jatuh pada Jumat malam (29/7/2022).
Menurut jurnal Fenomena Kebo Bule Kyai Slamet dalam Kirab 1 Suro Keraton Kasunanan Surakarta (Jurnal Komunikasi Massa UNS, 2014), pelibatan kerbau sebagai kelengkapan ritual itu sudah sejak zaman Hindu.
Dalam jurnal karya Riza Ayu Purnamasari dan Prahastiwi Utari itu disebutkan, pewarisan tradisi dari satu kerajaan yang lebih tua ke kerajaan setelahnya menjadi salah satu faktor kenapa kerbau juga masih ada dalam upacara hingga saat ini.
Selain kawanan kebo bule menjadi pengawal pusaka Keraton Solo dalam kirab malam 1 Suro, kerbau biasa juga digunakan sebagai kelengkapan ritual Mahesa Lawung.
Mengenai ritual Mahesa Lawung, silakan baca di halaman selanjutnya...
(dil/aku)