Rabu Kliwon 13 Juli 2022: Hari Baik Bercocok Tanam

Penanggalan Jawa

Rabu Kliwon 13 Juli 2022: Hari Baik Bercocok Tanam

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 13 Jul 2022 06:00 WIB
ilustrasi petani
Ilustrasi. Foto: Shutterstock
Solo -

Hari ini, Rabu (13/7/2022) bertemu dengan pasaran Kliwon. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 13 Besar 1955, berada di Tahun Alip, Windu Sancaya dan Wuku Pahang.

Weton (hari kelahiran) Rabu Kliwon memiliki neptu 15. Kecenderungannya berperangai sopan ramah, lemah lembut, tak suka kekerasan. pandai menguntai kata-kata sehingga sering menarik siapa saja yang mendengarnya. Akan tetapi sayangnya lekas marah jika mendengarkan perkataan yang kurang menyenangkan, perasaannya sangat peka dan mudah tersinggung.

Pangarasan pada weton ini adalah Lakuning Srengenge. Wataknya terang, berwibawa dan mencerahkan. Sedangkan Pancasuda, Lebu Katiyup Angin. Artinya, apa yang diinginkan sulit tercapai. Usaha yang dijalankan sering gagal ataupun sulit mencapai kemajuan. Karenanya perlu kesungguhan yang lebih untuk meraih keinginannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wuku Pahang, lambang dewanya Bathara TΓ΄ntra wataknya berlebihan dalam hal berbicara, ada kecenderungan arah negatif. Gedhongnya telentang, boros karena terlalu merelakan hartanya.

Burungnya cocak, ucapan yang berlebihan, ada kecenderungan suka berbohong. Bagian keris yang tajam dipanggul, pemberani tetapi kurang perhitungan, bahkan suka menantang. Gambarannya seperti pulau yang tampak dari kejauhan, sifatnya apa yang dilakukan menjadikan dirinya cepat terkenal. Suci di luar kotor di dalam, sifatnya angkuh.

ADVERTISEMENT

Pohonnya kendhayaan, dapat menjadi pengayom orang yang kesusahan. Lambangnya bagai burung terkena jerat, cenderung sedih. Bahayanya terkena upas dan dianiaya.

Selama 7 hari dalam wuku Pahang jangan pergi ke arah Selatan untuk urusan yang sangat penting.

Pada hari Rabu Kliwon di wuku ini adalah hari yang baik untuk segala macam pekerjaan. Ini juga hari yang baik untuk mengerjakan bercocok tanam.

(Oleh Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radya Pustaka, Kota Solo)




(ahr/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads