Hari ini, Sabtu (9/7/2022) bertemu dengan pasaran Legi. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 9 Besar 1955, berada di Tahun Alip, Windu Sancaya dan Wuku Julungpujud.
Weton (hari kelahiran) Sabtu Legi memiliki neptu 14. Kecenderungannya banyak kemauan, bijaksana wataknya suka dengan kemewahan, dapat menghargai teman-temannya, hanya sayangnya suka mencampuri urusan orang lain.
Pangarasan pada weton ini adalah Lakuning Rembulan, artinya simpatik, penuh daya tarik, serba menyenangkan. Adapun pancasuda, bumi kapetak yang berrtipe pekerja keras, kuat menahan kekecewaan dan penderitaan, suka kerapian dan kebersihan. Namun memiliki sifat negatif yakni pendendam. Selain itu kebaikannya tidak terlihat orang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wuku Julungpujud, lambang dewanya Bathara Guritna, senang pada keramaian, baik tutur katanya, berpotensi punya kedudukan. Pohonnya rembuyut, tampan atau cantik parasnya tanpa aroma, namun selalu dicari atau dibutuhkan orang. Burungnya emprit jowan, tidak kaya tapi besar kemauannya.
Gunungnya di depan, keras kemauannya, di manapun harus mengatur atau memimpin. Bagaikan perahu di tengah lautan, ke sana-kemari dalam berusaha, karenanya tidak kekurangan rezeki. Lambangnya sapi gumarang sedang turun, artinya terhormat. Aralnya diteluh. Kala ada di Barat Laut, selama 7 hari pada wuku ini jangan ke arah tersebut untuk urusan yang sangat penting.
Pada hari Sabtu Legi di wuku ini hari yang baik untuk menaikkan padi ke dalam lumbung dan akan mendapat berkah Tuhan.
Oleh: Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radya Pustaka Solo
(sip/sip)