Selasa Pahing 31 Mei 2022: Murah Hati

Penanggalan Jawa

Selasa Pahing 31 Mei 2022: Murah Hati

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 31 Mei 2022 06:01 WIB
Tanggal 29 Februari Tak Ada Tahun Ini, Berikut Serba-serbi Tahun Kabisat
Ilustrasi kalender (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Solo -

Hari ini, Selasa (31/5/2022) bertemu dengan pasaran Pahing. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 29 Sawal 1955, berada di Tahun Alip, Windu Sancaya dan Wuku Sungsang.

Weton (hari kelahiran) Selasa Pahing memiliki neptu 12. Kecenderungan umumnya boros, hatinya agak lemah, tapi jika sudah marah sulit dikendalikan dan menyesalnya belakangan. Murah hati serta suka menolong orang yang disenangi. Banyak rezeki, tapi agak tamak.

Pangarasan pada weton ini adalah Aras Kembang, artinya gampang tampa sihing panggedhe "mudah menerima asihnya atasan atau pimpinan." Hal ini disebabkan oleh perasaannya yang halus sehingga mengundang simpati banyak orang terlebih memesona terhadap lawan jenisnya. Adapun Pancasuda, Satriya Wirang. Luhur budinya tetapi sering mendapat malu atau dipermalukan orang sehingga kurang berwibawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wuku Sungsang, lambang dewanya Bathara Gana, wataknya mudah marah, gelap hati. Air di tempayan ada di depan, wataknya cenderung ikhlas, tapi lama-lama diperlihatkan kebaikannya. Gedhongnya di belakang. Ikhlas tanpa harapan dipuji orang. Pohonnya tangan, sifatnya tak mau menganggur, selalu aktif. Wataknya keras, ingin memiliki apa yang dipunyai orang lain. Burungnya bidho, wataknya keras dan dapat menyamar. Gambarannya bagaikan bunga sepatu yang merah, besar nafsunya, tetapi dapat dikendalikan. Lambangnya seperti burung elang yang jatuh, artinya jika kecelakaan atau dalam kondisi yang sangat kurang menguntungkan tidak ada yang menolong, orang yang melihat hanya sebatas kasihan saja. Bahayanya jika terkena besi. Kala ada di timur, selama tujuh hari di wuku ini jangan pergi ke arah timur untuk urusan yang sangat penting.

Pada hari Selasa Pahing di Wuku ini baik untuk berburu atau menangkap ikan karena hari itu adalah hari kelemahan semua binatang buruan, tetapi jelek juga untuk berbagai aktivitas.

ADVERTISEMENT

Oleh: Ki Totok Yasmiran ahli penanggalan Jawa Museum Radya Pustaka Solo




(rih/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads