Suasana berbeda terlihat di Masjid Jami Baitul Muttaqin di Kabupaten Magelang, Jumat (22/4/2022) malam. Bertepatan dengan malam 21 Ramadan, kawasan sekitar masjid di Desa Trasan, Kecamatan Bandongan, itu dibanjiri pedagang dan pembeli yang berlalu-lalang.
Kepala Desa Trasan, Bagawat Gita, mengatakan keramaian layaknya pasar malam di masjid itu sudah menjadi tradisi turun-temurun untuk merayakan malam 21 Ramadan yang biasa disebut dengan Malam Selikuran.
"Ini sudah menjadi tradisi sejak beratus tahun yang lalu. Setiap Malam Selikuran pasti seperti ini," kata Gita saat ditemui wartawan, Jumat (22/4) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gita menerangkan, tradisi Malam Selikuran di Masjid Jami Baitul Muttaqin sempat ditiadakan pada 2020-2021 karena pandemi. "Alhamdulillah hari ini sudah normal dan pedagangnya semakin banyak. Pedagang yang mendaftar sekitar 367 orang," ujar Gita.
Dari pantauan detikJateng, keramaian di Kawasan Masjid Jami Baitul Muttaqin itu berakhir setelah jarum jam menunjukkan pukul 24.00 WIB. Setelah berganti hari, Sabtu (23/4) dini hari, masyarakat segera masuk ke masjid untuk iktikaf.
"Jam 12.00 malam ke atas kegiatan iktikaf di masjid," kata Gita. Iktikaf di Masjid Jami Baitul Muttaqin itu dilaksanakan tiap tanggal ganjil di sepertiga Ramadan terakhir.
"Iktikaf di malam 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadan. Sedangkan kegiatan (Malam Selikuran) di halaman (masjid) dan jalan Desa Trasan hanya malam ini," imbuh Gita.
Gita menambahkan, banyak masyarakat dari luar daerah yang datang meramaikan Malam Selikuran di desanya dan melanjutkan beriktikaf di Masjid Jami Baitul Muttaqin.
"Sejarahnya dulu karena masjid ini peninggalan Wali Songo, mungkin karomahnya tinggi, sehingga banyak yang iktikaf disini," terang Gita. Dia berharap, kembali diselenggarakannya Malam Selikuran bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.
"Iktikaf di sini rasanya lebih tenang dibanding di tempat lain. Iktikaf itu untuk memohon ampunan dan berharap semoga hajat saya bisa diterima Allah," kata Priyanto, warga Tegalrejo, Kabupaten Magelang, yang iktikaf di Masjid Jami Baitul Muttaqin bersama istri dan anaknya.
(dil/dil)