Bahasa Jawa punya kosa kata yang sangat kaya. Untuk menggambarkan satu peristiwa bisa menggunakan istilah yang sangat spesifik.
Salah satunya pilihan kata untuk menggambarkan peristiwa 'jatuh'. Dalam Bahasa Indonesia jatuh hanya diartikan jatuh saja, jika ingin mendetailkan peristiwa jatuh biasanya ditambahi sesuai peristiwa seperti jatuh tersungkur, jatuh terpeleset dan lain sebagainya.
Namun, bahasa Jawa punya banyak pilihan kata sesuai dengan karakter jatuhnya. Beda posisi jatuh bisa jadi beda juga cara penyebutannya. Kok bisa?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli linguistik Sastra Nusantara Universitas Gadjah Mada, Daru Winarti, mengatakan jatuh dalam Bahasa Jawa umumnya disebut 'tiba' (dibaca: tibo). Namun, ada beberapa faktor yang membuat diksi tiba menjadi beragam.
"Pertama itu ada banyak faktor, bisa variasi bahasa karena faktor daerah misalnya. Biasanya disebut dialek, kemudian ada faktor sosial yang juga disebut dialek hanya saja di sosial itu kita menemukan seperti tingkat tutur seperti tiba kan ada dhawah. Seperti ceblok itu mungkin bukan dari Yogya tapi dari daerah lain padahal itu maknanya juga jatuh," kata Daru kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut variasi bahasa yang digunakan penutur Bahasa Jawa untuk mendeskripsikan posisi jatuh.
1. Kesandhung
Terjatuh karena kaki bagian bawah atau ujung kaki terhambat oleh benda timbul pada permukaan rata atau mendekati datar. Benda ini dapat berupa benda keras atau benda yang melekat permukaan permukaan sekitarnya. Pada umumnya posisi tubuh terjatuh ke arah depan.
2. Kesrimpet
Tubuh yang terjatuh diakibatkan kaki bagian bawah tersangkut oleh benda umumnya benda lentur namun bersifat lebar atau panjang, misal tali atau kain. Kesrimpet berasal dari kata dasar srimpet, ketika memiliki awalan ke- maka mengartikan bahwa kejadian yang tidak disengaja.
3. Kejiret
Seperti halnya kesrimpet, kejiret adalah terjatuh akibat oleh benda lentur umumnya oleh tali. Namun yang membedakan dengan kesrimpet adalah tali yang menyebabkan terjatuh membentuk ikatan pada kaki.
4. Kejeglong
Terjatuh akibat terperosok lubang pada permukaan yang seolah-olah tidak berlubang karena tertutup sebuah benda lain. Kejeglong pada umumnya pelaku tidak menyadari bahwa ada bagian permukaan yang lebih rendah dari permukaan lainnya, termasuk pula pada tangga.
5. Kepleset
Terjatuh akibat menginjak benda atau permukaan yang licin. Umumnya posisi jatuhnya bisa ke depan maupun ke belakang.
Selengkapnya di halaman berikut....
6. Kejlungup
Terjatuh dengan posisi tertelungkup ke depan, umumnya diakibatkan berlari terlalu kencang sehingga tubuh tidak terkendali.
7. Kedringes
Terjatuh yang diakibatkan posisi telapak kaki yang salah, atau dikarenakan alas kaki terlalu tinggi, umumnya terjatuh ke tubuh bagian samping.
8. Kejegal
Terjatuh yang diakibatkan karena kaki dihalangi oleh kaki orang lain secara sengaja. Posisi yang menjegal bisa dari samping maupun belakang.
9. Kejegur
Terjatuh ke area yang berair, umumnya terjatuh ke depan karena dorongan dari belakang.
10. Kecemplung
Terjatuh ke dalam area atau lubang yang berair, bukan karena dorongan dari belakang namun umumnya dari atas ke bawah.
11. Keblekuk/keblekok
Terjatuh/atau tidak bisa beranjak karena bagian kaki yang terjebak dalam lumpur yang liat.
12. Ambruk
Tersungkur karena disebabkan oleh dorongan benda lain atau sebab dari dirinya sendiri misalnya pingsan, ambruk terjadi umumnya karena kaki tidak kuat menahan beban tubuh, posisi tubuh bisa terjatuh ke segala arah.
13. Nggeblak
Terjatuh ke belakang, biasanya terjadi tiba-tiba karena syok atau terkejut.
14. Njengkang
Terjatuh karena kaki terhalang sesuatu pada saat pelaku berjalan mundur.
15. Ndhoprok
Terduduk dari posisi berdiri, pada saat ndhoprok beban tubuh tertumpu pada kedua kaki yang ditekuk. Ndhoprok terjadi karena proses biologis tertentu misal lemas karena kurang makan atau sifatnya mental misal karena terkejut atau terlalu sedih.
16. Kontal
Jatuh terlempar ke belakang, namun ada jarak dimana ia berdiri dari posisi semula dengan posisi ia terjatuh.
17. Kegriyul/keblender
Jatuh karena menginjak benda yang mudah bergerak. Misal batu, kelereng atau bola.