Berapa Harga Kerbau 1 Ekor? Ini Kisaran Harga dan Jenis-jenisnya di Indonesia

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Selasa, 04 Nov 2025 14:45 WIB
Kerbau. (Foto: moroz monika/Unsplash)
Solo -

Harga kerbau di Indonesia ternyata tidak bisa disamaratakan. Di beberapa daerah, hewan ini bukan sekadar ternak, tapi juga simbol kehormatan dan budaya. Dari pasar tradisional di Jawa hingga upacara adat di Toraja, harga seekor kerbau bisa beragam, mulai dari puluhan juta hingga miliaran rupiah tergantung jenis dan tujuan pemeliharaannya.

Di pasar-pasar besar seperti Pati dan Magelang, harga kerbau untuk kurban biasanya berkisar Rp 20 juta sampai Rp 35 juta per ekor. Namun, di wilayah timur Indonesia, nilainya bisa melambung tinggi. Jenis tertentu seperti tedong saleko khas Toraja bahkan pernah dijual lebih dari Rp 1 miliar karena dianggap sakral dan hanya digunakan dalam ritual adat bangsawan.

Kalau kamu penasaran kenapa harga kerbau bisa sangat bervariasi dan jenis apa saja yang ada di Indonesia, simak penjelasan lengkapnya berikut ini, detikers! Temukan perbedaan ciri fisik dan nilai budaya di balik setiap jenis kerbau dari Aceh sampai Nusa Tenggara.

Poin utamanya:

  • Harga kerbau di Indonesia berkisar dari Rp 20 juta hingga lebih dari Rp 1 miliar tergantung jenis dan tujuan pemeliharaan.
  • Kerbau Toraja seperti tedong saleko memiliki nilai tinggi karena peran pentingnya dalam upacara adat.
  • Setiap daerah memiliki jenis kerbau lokal dengan karakteristik unik dan nilai ekonomi yang berbeda.

Berapa Harga Kerbau 1 Ekor? Ini Kisaran Harganya

Harga kerbau di Indonesia ternyata bervariasi tergantung pada jenis, daerah asal, hingga tujuan pemeliharaannya. Dari yang dijadikan hewan kurban hingga simbol status sosial dalam upacara adat, nilainya bisa berkisar dari puluhan juta hingga menembus angka miliaran rupiah.

Di wilayah Jawa Tengah misalnya, seperti dilaporkan detikJateng pada 27 Mei 2024 silam, harga kerbau di Pasar Wage, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, mulai naik menjelang Idul Adha. Kenaikan harganya berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per ekor.

Harga rata-rata seekor kerbau di pasar tersebut berada di kisaran Rp 25 juta, namun untuk ukuran besar bisa mencapai Rp 35 juta per ekor. Para pedagang menyebutkan, menjelang hari raya permintaan biasanya meningkat tajam, terutama untuk kerbau yang dijadikan hewan kurban.

Kondisi serupa juga terlihat di Pasar Hewan Muntilan, Kabupaten Magelang. Menurut laporan Pemkab Magelang pada Mei 2025, permintaan kerbau melonjak menjelang Idul Adha. Harga jualnya berkisar antara Rp 20 juta hingga Rp 35 juta per ekor, tergantung ukuran dan kondisi fisik hewan. Pedagang dari wilayah Pantura seperti Purwodadi, Demak, dan Kudus kerap datang membeli dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pasar kurban di pesisir utara Jawa.

Berbeda lagi dengan kondisi di wilayah timur Indonesia. Berdasarkan keterangan Pemerintah Kabupaten Sumbawa, harga kerbau dari Pulau Sumbawa bisa jauh lebih tinggi karena diminati masyarakat Toraja untuk upacara adat rambu solo. Kerbau-kerbau tersebut dibawa ke Jakarta kemudian dijual ke Toraja dengan harga antara Rp 40 juta hingga Rp 90 juta per ekor.

Jenis-jenis kerbau tertentu bahkan memiliki nilai jual fantastis karena faktor budaya dan kelangkaan. Sebagai contoh, menurut laporan Portal Informasi Indonesia pada 2023, harga kerbau belang khas Toraja seperti tedong saleko bisa mencapai Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar per ekor. Jenis ini dianggap paling sakral dan hanya digunakan dalam upacara adat oleh kalangan bangsawan. Sementara itu, kerbau belang lain seperti tedong bonga atau lotong boko' biasanya dibanderol Rp 400 juta hingga Rp 500 juta per ekor.

Dari data berbagai daerah ini, terlihat bahwa harga kerbau di Indonesia sangat bergantung pada konteksnya. Untuk kebutuhan kurban, nilainya masih di kisaran Rp 20-35 juta, tetapi untuk tujuan adat atau simbol kehormatan, harganya bisa melonjak hingga miliaran rupiah.

Jenis-jenis Kerbau di Indonesia

Di Indonesia, kerbau memiliki ciri khas tersendiri, baik dari bentuk tubuh, warna kulit, hingga perannya dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Dikutip dari Kamus dan Rumus Peternakan & Kesehatan Hewan Indonesia tulisan M Chairul Arifin, berikut ini adalah beragam jenis kerbau lokal Indonesia yang menarik untuk dikenali lebih dekat.

1. Kerbau Kuntu

Kerbau Kuntu berasal dari India dan dibawa ke wilayah Kuntu sekitar tahun 500-1400 Masehi oleh para pedagang asing. Sejak itu, kerbau ini berkembang biak di Provinsi Riau dan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat setempat. Di masa lalu, jumlah kepemilikan kerbau Kuntu bahkan dianggap sebagai simbol kehormatan keluarga.

Secara fisik, kerbau ini berwarna abu-abu dengan leher bagian bawah memiliki setengah lingkaran putih. Kakinya berwarna putih dengan gelang hitam di pergelangan, sedangkan tanduknya melingkar ke belakang. Bobot jantannya bisa mencapai 500 kg, sementara betinanya sekitar 430 kg. Menariknya, secara genetik kerbau Kuntu memiliki hubungan maternal dengan kerbau Simeulue berdasarkan hasil uji DNA mitokondria.

2. Kerbau Simeulue

Kerbau Simeulue juga memiliki akar sejarah dari India dan berkembang di Pulau Simeulue, Aceh. Warna tubuhnya dominan hitam kemerahan dengan garis muka cekung dan tanduk yang melingkar ke belakang. Di beberapa daerah, bentuk tanduknya bahkan memiliki nama tersendiri seperti sorong, sapang, atau lefe.

Bobot jantannya bisa mencapai 352 kg, sedangkan betinanya sekitar 318 kg. Selain itu, kerbau ini mulai dewasa pada usia dua tahun dan bisa melahirkan pertama kali di usia tiga tahun. Keunggulannya terletak pada daya adaptasi terhadap lingkungan pesisir dan lembab, menjadikannya simbol ketahanan ternak di kawasan barat Indonesia.

3. Kerbau Kalimantan Timur

Kerbau Kalimantan Timur pertama kali didatangkan dari Kelantan pada tahun 1928. Kerbau ini banyak ditemukan di sepanjang hulu Sungai Mahakam dan daerah Kutai. Tubuhnya didominasi warna hitam keabu-abuan dengan garis putih pada leher dan kaki bagian bawah.

Ciri khasnya adalah tanduk berbentuk setengah bulan sabit dan kaki berwarna putih dari lutut hingga teracak. Bobot jantannya mencapai sekitar 570 kg. Hewan ini juga dikenal memiliki daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan rawa dan hutan tropis Kalimantan.

4. Kerbau Kalimantan Selatan

Berbeda sedikit dengan kerabatnya di timur, kerbau Kalimantan Selatan berasal dari dataran Tiongkok dan dibawa oleh pedagang Tionghoa. Warna tubuhnya keabu-abuan atau hitam kebiru-biruan dengan leher berwarna merah muda yang menyerupai kalung alami.

Kerbau ini memiliki tubuh berotot, tanduk besar yang tumbuh ke samping, serta kaki kuat berwarna putih. Berat jantan dan betinanya hampir seimbang, sekitar 420 kg. Daya tahannya terhadap penyakit cukup baik, sehingga sering dipelihara untuk keperluan pertanian dan upacara tradisional.

5. Kerbau Toraja

Beranjak ke timur Indonesia, ada kerbau Toraja atau tedong yang terkenal karena perannya dalam upacara adat masyarakat Tana Toraja dan Toraja Utara. Kerbau ini bukan sekadar ternak, melainkan simbol status sosial yang tinggi.

Warna tubuhnya sangat beragam, mulai dari hitam, abu-abu, putih, hingga belang hitam putih seperti tedong bonga saleko. Tanduknya melengkung elegan ke belakang, sementara bobot jantannya bisa mencapai 685 kg.

Tingkat kesuburan induknya juga tinggi, mencapai 78,9%. Selain daya adaptasi yang baik, kerbau Toraja dikenal cukup tahan terhadap penyakit, menjadikannya salah satu rumpun ternak paling kuat di Indonesia timur.

6. Kerbau Moa

Kerbau Moa menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Maluku Barat Daya. Warnanya bervariasi antara abu-abu hingga hitam pekat dengan leher berkalung garis gelap khas. Tanduknya besar dan melengkung ke samping, menjadi penanda yang mudah dikenali.

Bobot jantan rata-rata 228 kg, sedangkan betina sekitar 215 kg. Meski berukuran lebih kecil dibanding kerbau di daerah lain, kerbau Moa terkenal memiliki daya tahan tinggi dan kesuburan yang baik, dengan tingkat kelahiran mencapai hampir 78%.

7. Kerbau Sumbawa

Di Pulau Sumbawa, kerbau menjadi sahabat petani sekaligus bagian dari tradisi lokal. Warna tubuhnya abu-abu hingga hitam dengan rambut kemerahan. Tanduknya besar dan melengkung ke belakang, sementara bentuk tubuhnya cenderung kompak dengan kaki agak pendek.

Kerbau Sumbawa memiliki bobot sekitar 350-380 kg dan dikenal memiliki tingkat kesuburan tinggi. Selain digunakan untuk membajak sawah, kerbau ini juga memiliki nilai budaya dalam upacara adat masyarakat Sumbawa.

8. Kerbau Pampangan

Berbeda dari kerbau lain, kerbau Pampangan dikenal sebagai penghasil susu yang bernilai ekonomi tinggi. Jenis ini merupakan hasil persilangan antara kerbau lokal dan kerbau India yang sudah ada sejak awal abad ke-19.

Warna tubuhnya dominan hitam dengan leher putih setengah lingkaran. Produksi susunya bisa mencapai 800 hingga 1.200 liter per masa laktasi, atau sekitar 200-300 hari. Tak heran jika kerbau Pampangan menjadi kebanggaan masyarakat Ogan Komering Ilir karena menjadi sumber penghasilan utama di sektor peternakan susu.

9. Kerbau Murrah

Terakhir, ada kerbau Murrah yang juga dikenal sebagai kerbau penghasil susu terbaik di dunia. Berasal dari India, jenis ini banyak dipelihara oleh masyarakat keturunan Sikh di Sumatera Utara.

Kerbau Murrah mampu menghasilkan hingga 1.800 kg susu per laktasi dengan kadar lemak mencapai 7-8%. Bentuk tubuhnya kekar dengan tanduk melingkar ke belakang. Selain itu, jenis ini sangat efisien dan produktif, menjadikannya salah satu penghasil susu terbaik di antara semua jenis kerbau yang ada di Indonesia.

Nah, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai harga kerbau 1 ekor dan berbagai jenisnya di Indonesia. Semoga bermanfaat, detikers!



Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai"

(sto/alg)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork