Peternak Sapi di Klaten Keluhkan Mahalnya Harga Pakan

Achmad Husain Syauqi - detikJateng
Selasa, 21 Okt 2025 17:16 WIB
Suasana Pasar Sapi di Jatinom, Klaten. Foto diunggah Selasa (21/10/2025). Foto: Achmad Husain Syauqi/detikJateng
Klaten -

Harga pakan sapi pabrikan mengalami kenaikan harga beberapa pekan terakhir. Naiknya harga pakan ternak tersebut membuat peternak pusing.

"Sebelumnya Rp 195.000 sekarang Rp 220.000 sampai Rp 225.000 per sak (50 kilogram). Ya tetap kita beri, dikurangi, kita perbanyak rumput," ungkap peternak sapi warga Desa Tanjung, Kecamatan Juwiring, Samto (66) kepada detikJateng, Selasa (21/10/2025) siang.

Dijelaskan Samto, naiknya harga pakan atau bren sudah sekitar dua pekan terakhir. Kenaikan harga itu dinilai merepotkan para peternak sapi pedaging.

"Ya susah, karena kalau sapi ternakan tanpa bren ya timbangan bobot sulit. Tahun 2022 dan 2023 juga pernah naik sampai Rp 270.000," lanjut Samto.

"Pokoknya kalau di atas Rp 200.000 itu sudah repot petani. Ini kita akali dengan mencampur bren dengan pisang muda digodok," imbuhnya.

Peternak sapi warga Desa Socakangsi, Kecamatan Jatinom, Wingsang membenarkan ada kenaikan harga bren tersebut. Di wilayahnya harga yang semula Rp 185.000 menjadi Rp 205.000-Rp 210.000 per sak.

"Dari Rp 185.000 naik jadi Rp 205.000 sampai Rp 210.000 rata-rata. Ini sementara beralih ke pelet yang stabil Rp 150.000 per sak,'' jelasnya kepada detikJateng.

Menurut Kades Bolopleret, Kecamatan Juwiring, Catur Joko Nugroho para peternak sapi di desanya mengeluhkan hal yang sama. Kenaikan harga bren memukul peternak.

"Peternak pada mengeluh dari harga Rp 195.000 jadi Rp 220.000 per sak. Ini kalau berlangsung lama bisa berdampak buruk," katanya.

Terpisah Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Pemkab Klaten, Iwan Kurniawan membenarkan ada kenaikan harga bren tersebut. Harga beberapa merek tertinggi ada yang Rp 230.000-Rp 240.000 per sak.

"Beberapa merek tertinggi ada yang Rp 230.000-Rp 240.000 per sak. Imbauan kepada peternak untuk menggunakan konsentrat untuk tambahan di samping menggunakan brand sehingga usaha tetap bisa berjalan," jelas Iwan.



Simak Video "Video: Respons Mentan Setelah Ramai Peternak Sapi Perah Buang Susu Hasil Panen"

(afn/aku)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork