Peternak Resah Biaya Pakan Melambung, Harga Telur di Sumut Melambung

Peternak Resah Biaya Pakan Melambung, Harga Telur di Sumut Melambung

Kartika - detikSumut
Minggu, 16 Nov 2025 16:00 WIB
Ilustrasi peternak ayam petelur
Ilustrasi peternak ayam telur (Foto: Erliana Riady.detikcom)
Medan -

Para peternak ayam petelur di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) resah dengan kenaikan harga jagung sebagai pakan ternak. Kenaikan ini berpotensi membuat harga telur melambung.

Berdasarkan data Disperindag ESDM Sumut, harga jagung pipilan di pasaran saat ini sudah tembus di atas Rp 7.000-an per kg. Harga ini sudah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok Rp 5.800 per kg.

Harga jagung pipilan tertinggi berada di Kabupaten Labuhanbatu Utara seharga Rp 8.500 per maupun Karo dengan harga Rp 8.000 per kg. Ketua Asosiasi Perhimpunan Peternak Petelur Sumatera Utara (P3SU) Fadhillah Boy mengungkapkan bahwa mahalnya harga jagung pakan ini kini mulai berdampak dengan kenaikan harga telur di pasaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini harga telur meroket sebagai salah satu akibat dari tingginya harga jagung. Kami sangat khawatir jika seperti ini terus menurus maka harga telur bisa mencapai Rp 2.000 an di tingkat peternak bahkan bisa Rp 3.000 an di tingkat masyarakat nantinya, apalagi ditambah program MBG (Makan Bergizi Gratis) pemerintah," ungkap Fadhillah, Minggu (16/11/2025).

ADVERTISEMENT

Fadhillah menyebut pemerintah harus segera mencari solusi terkait produksi jagung agar dapat meningkat. Ia menyebut saat ini para peternak berebut mencari jagung untuk dijadikan pakan.

"Pemerintah dalam hal ini mencari solusi agar produksi jagung di Sumatera Utara juga meningkat bahkan jika perlu kita import jagung sebab seperti saat ini kami peternak berebut jagung ditambah lagi harga jagung yang sebelumnya Rp 5.500/kg saat ini mencapai Rp 7.500/kg di tingkat peternak," jelasnya.

Sementara itu, Fadhillah juga menyinggung terkait subsidi jagung CJP dari pemerintah untuk para peternak. Namun, ia menyebut pasokan tersebut hanya dapat dirasakan segelintir peternak.

"Memang baru-baru ini pemerintah melalui BULOG memberikan subsidi jagung CJP kepada peternak tetapi hanya 0,5 % dari total jumlah kebutuhan jagung se-Sumatera Utara. Saya harap agar pemerintah mencari terobosan atau solusi kembali agar kebutuhan jagung di Sumatera Utara terpenuhi dengan harapan harga telur bisa kembali normal," pungkasnya.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads