Limbah Batu Bara buat Ngecor Jalan Pogung Klaten, Begini Prosesnya

Limbah Batu Bara buat Ngecor Jalan Pogung Klaten, Begini Prosesnya

Achmad Husain Syauqi - detikJateng
Jumat, 19 Sep 2025 14:13 WIB
Jalan Desa Pogung, Cawas, Klaten, dicor menggunakan limbah batu bara, Jumat (19/9/2025).
Jalan Desa Pogung, Cawas, Klaten, dicor menggunakan limbah batu bara, Jumat (19/9/2025). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Jalan di Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, dicor menggunakan limbah batu bara yang dicampur dengan sejumlah bahan lain. Limbah tersebut berasal dari PLTU Pacitan, Jawa Timur.

"Ini kita menggunakan limbah batu bara jenisnya FABA. Menurut informasi dari pihak PLTU, ini bisa digunakan juga untuk cor beton dan paving,'' kata Ketua TPK (tim pelaksana kegiatan) Desa Pogung, Krisdianto kepada detikJateng, Jumat (19/9/2025).

Dijelaskan Krisdianto, pembangunan jalan tersebut merupakan bantuan dari PLTU Pacitan. Pihak desa dan masyarakat hanya menyediakan tenaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalan Desa Pogung, Cawas, Klaten, dicor menggunakan limbah batu bara, Jumat (19/9/2025).Jalan Desa Pogung, Cawas, Klaten, dicor menggunakan limbah batu bara, Jumat (19/9/2025). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

"Ini kita cuma diberi bantuan, sejenis CSR dari PLTU Pacitan. Ini sudah mencapai 1,7 kilometer dari total 1,8 kilometer jalan yang dicor," terang Krisdianto.

Warga dan pemerintah desa, kata Krisdianto, tinggal menerima jalan tersebut. Teknis pengecoran sampai bahan yang digunakan semuanya dari pihak PLTU.

ADVERTISEMENT

"Spek dari sana semua, dari pelaksana PLTU, kita tinggal menerima. Kita cuma menyediakan tenaga untuk gotong royong. Nggak beli, semua bahan dari sana semua," papar Krisdianto.

Menurut dia, limbah batu bara itu dicampur dengan bahan lain seperti semen, sirtu, dan air. Juga ada tambahan campuran berupa cairan kimia.

"Pakai semacam obat khusus untuk FABA. Kita nggak tahu harganya, kita menyediakan tenaga saja," lanjut Krisdianto.

Kadus 1 Desa Pogung, Sadiman mengatakan penggunaan bahan FABA untuk cor jalan itu baru pertama kali di desanya. Bahan limbah itu dicampur dengan bahan lain dan obat khusus.

"Ini menggunakan FABA, sirtu, semen, air, terus dikasih obat. Baru pertama kali ini menggunakan limbah," kata Sadiman kepada detikJateng.

Menurut Sadiman, semua bahan dari tim teknis PLTU. Namun untuk pengerjaan dilakukan dengan sistem gotong royong per RT dan RW bergiliran.

"Panjang kurang lebih 1,8 kilometer dikerjakan dengan sistem gotong royong sejumlah 32 RT dan 14 RW. Alhamdulillah percobaan kemarin dilewati ekskavator tidak retak meski tebal 15 sentimeter," ungkap Sadiman.

"Perbandingannya 10:10, semua bahan 10 ember dengan semen satu sak. Semua bahan dari sana semua," sambungnya.

Saat ini pihak PLTU tersebut belum bisa dimintai konfirmasi. Pantauan detikJateng, pengecoran jalan tinggal sekitar 100 meter di utara desa. Cor beton yang sudah kering terlihat mengkilap dan sedikit kecoklatan.

Limbah batu bara yang disebut FABA itu sekilas seperti tanah padas perbukitan. Warnanya kecoklatan dengan gumpalan keras sebagian, tetapi ada unsur pecahan kecil batu bara berwarna hitam.

Dilansir situs esdm.go.id, limbah batubara fly ash dan bottom ash (FABA) merupakan hasil pembakaran batubara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). FABA tak lagi masuk ke dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Kepala Dinas PUPR Pemkab Klaten, Suryanto menyatakan penggunaan limbah batu bara jenis FABA belum pernah dilakukan. Apa yang dilakukan di Desa Pogung itu pertama kali di Klaten.

"Belum pernah di Klaten. Tingkat kabupaten belum pernah ada yang menggunakan, informasinya bisa juga untuk campuran aspal," jelas Suryanto.




(dil/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads