Produsen kerajinan lokal asal Kebumen, Agrominafiber Java Indonesia menembus pasar Amerika Serikat melalui ekspor perdana enam kontainer berisi 9.455 unit kerajinan serat alam berbahan pelepah pisang dan eceng gondok. Bisnis ini melibatkan 80-90 perajin bahan baku, 90% di antaranya perempuan, serta 20 perajin dalam proses produksi.
"Kami ingin melibatkan ibu-ibu rumah tangga dan pemuda untuk mendukung lapangan kerja, agar UMKM dari desa kecil bisa mendunia," ujar Pendiri Agrominafiber Rudi Hermawan dalam keterangan tertulis, Jumat (19/9/2025).
Salah satu pendiri lainnya Agrominafiber, Novita Hermawan, menambahkan usaha ini dirintis sejak pandemi hanya dengan modal Rp600 ribu. Produk berbahan pelepah pisang mulai dikembangkan pada 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami cuma punya modal Rp600.000 saat itu, benar-benar organik dari yang tidak punya apa-apa," pungkas Novita.
Proses produksi membutuhkan waktu cukup panjang. Untuk pengeringan bahan baku saja bisa mencapai 10 hari, dengan kebutuhan 10 kilogram bahan untuk satu set keranjang. Perajin mahir mampu menyelesaikan satu set dalam sehari, sementara produk custom membutuhkan hingga tiga hari.
Agrominafiber sebelumnya sudah menembus pasar ekspor ke Chili dan Argentina melalui pengiriman LCL (less than container load). Namun, ekspor kali ini menjadi capaian penting karena dilakukan secara mandiri dengan skema FDL (full container load).
"Alhamdulillah di pertengahan 2025 ini kami mendapat kesempatan untuk kirim secara FDL, ini ekspor mandiri," ujar Novita.
Hal tersebut mendapat apresiasi dari Bupati Kebumen Lilis Nuryani saat acara pelepasan ekspor di Gedung PLUT KUKM Kebumen, Selasa (16/9). UMKM binaan Pertamina dan Bank Indonesia ini dinilai mampu membawa produk lokal menembus pasar global.
"Saya mengapresiasi Agrominafiber Java Indonesia, perusahaan ini lahir di Kebumen dan tumbuh bersama masyarakat," ujar Lilis.
Menurutnya, konsep ramah lingkungan sekaligus pemberdayaan warga desa yang diusung perusahaan ini menjadi contoh nyata usaha yang memberi manfaat ganda.
"Ini membuka lapangan pekerjaan dan mengangkat nama baik daerah di kancah internasional," tambah Lilis.
Ia juga berharap, apa yang dilakukan Agrominafiber dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lainnya di Kebumen.
"Semoga ekspor ini menjadi pintu pembuka bagi ekspor berikutnya dengan jumlah yang lebih besar dan jangkauan yang lebih luas," harapnya.
Melalui pelatihan dan pendampingan, Agrominafiber optimistis industri kreatif bisa menjadi solusi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan pedesaan sekaligus memperkuat daya saing produk lokal di pasar global.
(ega/ega)