Perusahaan asal Amerika dan Jepang melirik pengelolaan sampah di tempat pengelolaan akhir (TPA) Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Klaten. Perusahaan tersebut menawarkan teknologi mengubah sampah menjadi listrik.
"Yang dari luar negeri Jepang dan Amerika. Untuk lainnya dari dalam negeri," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Klaten, Srihadi, kepada detikJateng, Kamis (11/9/2025).
Dijelaskan Srihadi, ada 13 calon investor dari dalam maupun luar negeri yang tertarik kerja sama pengelolaan sampah. Sampai saat ini tahapannya baru sekadar penjajakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Istilahnya ini baru penjajakan, ada ketertarikan investor. Memang sudah ada yang paparan ke kami tapi kan nanti ada paparan juga ke tim," jelas Srihadi.
Menurut Srihadi, dua investor asing dari Amerika dan Jepang itu sama-sama menawarkan pengelolaan sampah menjadi energi listrik. Calon investor dari Jepang disebut sudah melakukan presentasi.
"Jepang kemarin menawarkan, sudah presentasi, juga mengubah sampah menjadi energi. Sementara yang kita lakukan saat ini adalah mengkaji untuk menentukan bentuk kerjasama sesuai mekanisme yang ada," ujar Srihadi.
Srihadi lalu menjelaskan visi pengelolaan sampah di TPA Klaten bakal berbasis teknologi. Pihaknya pun masih akan mengkaji paparan dari masing-masing calon investor tersebut.
"Belum, belum (investor yang dipilih) karena nanti tim yang menentukan. Jadi nanti ada paparan lagi," jelas Srihadi.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kabupaten Klaten terus berupaya keras menyelesaikan permasalahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Troketon, Kecamatan Pedan. Langkah terbaru, Pemkab Klaten menggelar pertemuan dengan sejumlah investor pengelola sampah dan para pemangku kepentingan.
Pertemuan tersebut dipimpin oleh Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, dan Wakil Bupati Klaten, Benny Indra Ardhianto, pada Kamis (14/8). Acara yang bertajuk focus group discussion (FGD) ini dihadiri oleh perwakilan demo, masyarakat, kepala OPD, serta pemerintah kecamatan setempat.
"Hari ini kami mempertemukan semua pihak, baik rekan-rekan demo maupun masyarakat. Kami juga mendatangkan beberapa calon investor yang berminat serius untuk bekerja sama," jelas Hamenang.
Berbagai opsi teknologi pengelolaan sampah disampaikan dalam pertemuan tersebut, mulai dari penggunaan thermal plasma hingga pengelolaan sampah terpadu yang dapat mengubah TPA menjadi area hijau. Bupati Hamenang menekankan bahwa pihaknya belum menentukan pilihan teknologi mana yang akan digunakan.
"Berbagai macam teknologi disampaikan. Ada yang pakai generator, ada yang pakai thermal plasma, ada yang pakai pengelolaan sampah terpadu. Tentu Pemda belum menentukan akan pakai yang mana. Harapannya dengan pertemuan hari ini bisa kita kerucutkan apa yang dibutuhkan untuk TPA Troketon agar bisa selesai," paparnya.
Sebelum mengambil keputusan, Pemkab Klaten akan berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan. Proses pemilihan investor nantinya akan dilakukan melalui sistem lelang untuk memastikan transparansi.
Mengenai jadwal penanganan, Bupati Hamenang menargetkan pengelolaan air lindi di TPA Troketon dapat dimulai pada akhir tahun 2025. Sementara itu, pengelolaan sampah secara menyeluruh diharapkan bisa berjalan pada awal tahun 2026. Ia juga menyebut adanya investor dari Jepang yang menunjukkan minat untuk turut mengelola sampah di TPA Troketon.
(ams/apu)