Beras Premium Langka di Pasar Bulu Semarang

Beras Premium Langka di Pasar Bulu Semarang

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 26 Agu 2025 15:17 WIB
Suasana pedagang beras di Pasar Bulu, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Selasa (26/7/2025).
Suasana pedagang beras di Pasar Bulu, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Selasa (26/7/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Pedagang di Pasar Bulu mengeluhkan kelangkaan beras premium yang terjadi sejak kasus beras oplosan mencuat. Sejumlah merek unggulan, salah satunya rojolele asli, disebut sudah berbulan-bulan tak terlihat di pasaran.

Pantauan detikJateng di Pasar Bulu, Kelurahan Barusari, Kecamatan Semarang Selatan, Selasa (26/8/2025), beberapa pedagang beras tidak menjual beras premium dengan alasan stok kosong. Salah satunya di warung Muji (70).

"Langka beras premium sudah dari tiga mingguan gara-gara ada berita beras oplosan, (merek) Ngawiti Mas itu pada nggak muncul, yang muncul tinggal Anak Lanang," kata Muji kepada detikJateng di lokasi, Selasa (26/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Muji, merek beras Anak Lanang jarang diminati. Namun, sejak kelangkaan beras premium di pasar, harganya ikut melonjak.

ADVERTISEMENT

"Beras premium dulu Rp 76.000 per 5 kilogram sekarang Rp 78.000. Beras medium juga naik Rp 500 per kilogramnya, tadinya Rp 14.000 jadi Rp 14.500, kerasa banget kalau beli yang 25 kg," jelasnya.

Muji mengaku belum ada kepastian dari distributor soal kapan pasokan beras premium akan kembali tersedia.

"Katanya memang di sana nggak ada (stoknya). Nggak ada kabar kapan mau datang," tutur Muji.

Senada dengan Muji, Warsini (65), juga menyebut beras premium jenis mentik wangi juga sulit dicari. Sementara beras jenis rojolele sudah berbulan-bulan tak ada stok.

"Mentikwangi sebenarnya ada, tapi lagi habis, sudah semingguan. Kalau Rojolele asli itu sudah nggak ada barangnya beberapa bulan. Mentikwangi juga kurang peminat, karena harus dicampur supaya enak," ucap Warsini.

Ia menambahkan kurangnya minat warga terhadap beras jenis mentikwangi juga dikarenakan naiknya harga beras. Kenaikan itu dinilai cukup terasa bagi pembeli dalam jumlah besar.

"Harga normal Rp 15.000 per kg, sekarang Rp 17.000. Kalau karungan 25 kg jadi Rp 387.000, sebelumnya Rp 375.000," kata Warsini.

Sementara itu, dia menyebut beras SPHP juga mengalami kenaikan sekitar Rp 2.000. Dulunya beras SPHP per 5 kg dijual Rp 55.000, kini menjadi Rp 57.000.

"Tapi kalau barangnya ada, yang langka memang yang premium," ujarnya.

Salah satu pedagang nasi rames, Ansyir (75), mengaku terdampak kenaikan harga beras. Dia pun berharap harga beras segera stabil.

"Kebutuhan beras saya sebenarnya nggak setiap hari beli, tapi pas beli itu naik Rp 5.000 per karung yang 25 kilogram, satu sak (harganya) Rp 355.000, bulan kemarin masih Rp 350.000," ungkap Ansyir.




(ams/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads