Media asal Singapura, Channel News Asia (CNA), menyoroti aksi demo ribuan orang di sekitar gedung DPR-MPR RI kemarin. Media itu juga mengkritik besarnya tunjangan bagi anggota DPR RI di tengah ketidakpastian ekonomi dan langkah-langkah penghematan pemerintah.
Dilansir detikFinance, dalam laporan "Protesters in Indonesia slam new US$ 3,000 monthly housing perk for MPs," CNA menyebut pemberian tunjangan perumahan untuk anggota DPR yang dinilai sangat besar telah memicu amarah masyarakat.
"Tunjangan perumahan bulanan baru sebesar Rp 50 juta (US$ 3.075) untuk anggota parlemen hampir 10 kali lipat upah minimum di ibu kota dan kota terbesar Indonesia, Jakarta," tulis CNA dalam laporannya, dikutip dari detikFinance, Selasa (26/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNA menyebut tunjangan bulanan baru untuk anggota DPR sewa rumah ini muncul beberapa hari setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan langkah-langkah penghematan anggaran lebih jauh untuk membiayai sejumlah program ambisius pemerintah.
Pemberian tunjangan itu disebut tidak sensitif oleh para ahli dan masyarakat Indonesia. Disebutkan pula bahwa sebagian besar masyarakat melampiaskan ketidakpuasan mereka di media sosial.
Selanjutnya, ratusan warga Indonesia dari kelompok mahasiswa dan organisasi lainnya melakukan protes di luar gedung parlemen di Jakarta.
"Sungguh memilukan. Banyak orang masih berpenghasilan kurang dari 50.000 rupiah sehari. Mereka seharusnya melihat betapa buruknya kondisi masyarakat Indonesia saat ini," kata seorang mahasiswa, Ivan, kepada CNA.
"Daripada memberikan tunjangan, uang tersebut seharusnya digunakan untuk meningkatkan gaji guru agar mereka bisa hidup layak atau menciptakan lapangan kerja," kata Zico, demonstran lain.
CNA juga menyoroti kenaikan tunjangan bulanan lain yang diterima para anggota DPR.
"Anggota DPR juga akan mendapat kenaikan tunjangan beras dari Rp 10 juta menjadi Rp 12 juta per bulan, dan tunjangan bahan bakar dari Rp 5 juta menjadi Rp 7 juta per bulan," beber CNA.
(dil/apu)