Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto menyebut Indonesia tengah kelebihan stok beras. Dengan kondisi ini, kemungkinan pemerintah tidak akan membuka keran impor beras.
"Belum kepikiran (impor beras). Kita lagi produksinya bagus, stoknya banyak. Stoknya malah, gudangnya Bulog tidak cukup, ini malah sewa-sewa gudang. Jadi nggak ada impor-impor," kata Titiek saat ditemui wartawan di Pasar Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Senin (21/7/2025).
Dia mengatakan, pemerintah terus menggenjot percepatan swasembada beras. Dengan stok melimpah, pemerintah berencana melakukan ekspor beras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malah kita rencana mau ekspor, kalau bisa mau ekspor. Mau digenjot ini Pak Menteri, mau digenjot untuk diekspor. Rencana swasembada 3 tahun, mungkin ini bisa lebih cepat lagi," ucapnya.
Titiek Soeharto melakukan pengecekan beras SPHP di Pasar Kartasura bersama Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Kunjungan mereka usai menghadiri peluncuran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten.
Dalam sidaknya di Pasar Kartasura, dia menyebut jika kualitas dan penjualan beras SPHP cukup bagus.
"Tadi habis mendampingi Pak Presiden, dari Klaten, sekalian pasar meninjau mengecek harga beras terutama yang SPHP. Apakah kualitasnya bagus, penjualannya bagus, dan masyarakat puas dengan harga dan kualitas dari beras SPHP tersebut. Ternyata laris, banyak yang beli," ucapnya.
Titiek berharap, Bulog bisa segera menjual stok beras yang dimiliki. Agar saat musim panen ke depan, stok beras digudang Bulog bisa diisi dengan beras yang baru.
"Mudah-mudahan stok beras yang ada di gudang Bulog, yang lama lama bisa segera dikeluarkan. Sebentar lagi musim panen, bisa diisi (beras) yang baru lagi," pungkasnya.
(rih/ahr)