Wamentan Ungkap 3 Temuan Pelanggaran Hasil Uji Lab Beras Diduga Oplosan

Wamentan Ungkap 3 Temuan Pelanggaran Hasil Uji Lab Beras Diduga Oplosan

Eko Susanto - detikJateng
Minggu, 20 Jul 2025 18:56 WIB
Wamentan Sudaryono di Temanggung, Minggu (20/7/2025).
Wamentan Sudaryono di Temanggung, Minggu (20/7/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Temanggung -

Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng 13 laboratorium untuk melakukan pengujian terhadap 212 merek beras yang diduga berisi oplosan. Dari pengujian yang dilakukan ditemukan tiga dugaan pelanggaran.

"Ada 13 lab kita libatkan. Supaya nggak ada fitnah. Jangan dikira karena kita nggak suka sama sini, nggak suka sama itu, nggak. Ini objektif. Dan dari 212 ini sudah kita serahkan ke Mabes Polri dan sekarang sedang diperiksa," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela kunjungan di Desa Bengkal, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Minggu (20/5/2025).

Pihaknya mengatakan proses penanganan hukumnya diserahkan kepada Bareskrim Mabes Polri. Menurutnya, hasil laborat menunjukkan ada tiga pelanggaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil labnya, kira-kira tiga pelanggarannya. Pelanggaran harga di atas HET (harga eceran tertinggi), pelanggaran mutu, mutu yang dijual tidak seperti yang tertera, isinya itu tidak sebagus yang tercantum," jelasnya.

"Yang ketiga adalah pelanggaran volume. Jadi, volumenya ada yang kurang, itu yang kita dapatkan, tentu saja nanti semua akan diperiksa lebih dalam," sambung Sudayono.

ADVERTISEMENT

Sudaryono lalu menanggapi soal kasus beras oplosan ini dengan Minyakita. Menurutnya, pada kasus Minyakita beda di ukuran volume bukan kualitasnya.

"Kalau ini kan beras yang tidak medium, dijual dibilang medium. Beras yang tidak premium dijual premium, itu kan namanya pelanggaran mutu, karena kan beda mutu, beda kualitas kan beda harga. Ada yang berasnya sesuai medium atau premium, tapi harganya di atas HET, itu juga melanggar. Itu juga nggak bisa," katanya.

Sudaryono mengatakan pengusutan kasus dugaan beras oplosan 212 merek itu ditangani Bareskrim Mabes Polri.

"Kita menyerahkan ke polisi, ke Bareskrim, ke polri. Adalah nama perusahaan dan bukti-bukti pelanggarannya termasuk ada hasil uji labnya dan seterusnya kita," ujar dia.

Dikutip dari detikFinance, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap awal mula ditemukan beras oplosan. Menurutnya, semua ini bermula dari anomali kenaikan harga beras di tingkat konsumen.

Amran menyebut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada satu dan dua bulan lalu terjadi penurunan harga gabah petani dan beras di penggilingan, namun harga beras di konsumen naik.

"Satu bulan lalu itu terjadi penurunan harga di tingkat petani atau penggilingan, tetapi terjadi kenaikan di tingkat konsumen. Ini terjadi anomali," kata Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (16/7).

Sementara, Indonesia mengalami kenaikan produksi dengan cadangan beras yang tinggi dengan surplus 3 juta ton. Dengan anomali tersebut, Kementan mengecek 268 merek beras yang beredar di pasaran melalui 13 laboratorium berbeda.

"Ini kami periksa di 13 lab, kami khawatir kalau ada komplain, karena ini sangat sensitif, dan ini kesempatan emas bagi Indonesia untuk menata tata kelola beras, karena stok kita besar," jelasnya.




(ams/ams)


Hide Ads