Gubernur Jateng Bertemu Utusan Uni Eropa, Bahas Proyek Beras Rendah Karbon

Gubernur Jateng Bertemu Utusan Uni Eropa, Bahas Proyek Beras Rendah Karbon

Tara Wahyu NV - detikJateng
Senin, 30 Jun 2025 15:52 WIB
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, H.E. Denis Chaibi bersama Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi dan Wali Kota Solo,Respati Ardi ditemui di Balai Kota Solo, Senin (30/6/2025).
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, H.E. Denis Chaibi bersama Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi dan Wali Kota Solo,Respati Ardi ditemui di Balai Kota Solo, Senin (30/6/2025). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Solo -

Delegasi Uni Eropa yang dipimpin oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, H.E. Denis Chaibi bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi di Balai Kota Solo. Pertemuan ini membahas kolaborasi pengembangan pertanian berkelanjutan lewat proyek beras rendah karbon yang diusung Uni Eropa melalui program SWITCH-Asia.

Luthfi menyambut positif kolaborasi tersebut dan menegaskan komitmen Jawa Tengah untuk mendorong ekonomi hijau, khususnya di sektor pertanian. Ia juga membuka peluang investasi di bidang pangan berkelanjutan dan menyatakan kesiapan Pemprov Jateng memberi insentif bagi investor.

"Kami mengundang investasi dari dalam dan luar negeri dalam bidang swasembada pangan, ekonomi hijau, dan pariwisata. Ekonomi Jawa Tengah sangat sehat dan kami akan membantu mengawal proses perizinan serta memberikan insentif pajak untuk proyek ekonomi hijau," ujar Luthfi di Balai Kota Solo, Senin (30/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi utama dalam proyek Low Carbon Rice yang didanai Uni Eropa dan diimplementasikan oleh Preferred by Nature, bekerja sama dengan PERPADI dan KRKP. Proyek ini telah menjangkau 150 penggilingan padi di Jateng dan Jatim, dengan memperkenalkan teknologi penggilingan berbasis listrik guna mengurangi emisi karbon dan menurunkan biaya produksi.

Luthfi menyebut Jateng sebagai provinsi strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

ADVERTISEMENT

"Jawa Tengah adalah produsen beras nomor 2 di Indonesia, menyumbang 18 persen kebutuhan beras nasional. Kami punya 36 kabupaten atau kota dengan populasi 37 juta jiwa. Maka proyek ini sangat strategis," ucapnya.

Sementara itu Duta Besar Uni Eropa, Denis Chaibi mengatakan proyek beras rendah karbon ini sebagai contoh nyata bahwa pembangunan ekonomi bisa selaras dengan upaya pengurangan emisi.

"Kami melihat dampak nyata dari inovasi berkelanjutan emisi lebih rendah, ekonomi pedesaan yang lebih kokoh, dan kerja sama yang lebih erat antara Eropa dan Indonesia," kata Chaibi.

Ia mengatakan kunjungan di Solo ini menjadi awal dari rangkaian agenda delegasi Uni Eropa ke Madiun dan Surabaya. Di Madiun, rombongan akan meninjau langsung lokasi implementasi proyek dan berdialog dengan petani.

"Hingga kini, lebih dari 500 mitra telah terlibat dalam 158 proyek di 42 negara, termasuk mendukung 80 ribu UMKM," bebernya.

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Solo, Respati Ardi menegaskan dukungan pemerintah kota dalam mendorong ekosistem pertanian yang lebih berkelanjutan.

"Visi Kota Surakarta sangat sejalan dengan proyek ini. Kami ingin menciptakan tata kelola lingkungan yang inklusif dan berbasis pemberdayaan masyarakat," kata Respati.




(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads