Sejarah Batu Blue Safir Beserta Ciri hingga Kisaran Harganya

Sejarah Batu Blue Safir Beserta Ciri hingga Kisaran Harganya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Selasa, 17 Jun 2025 15:49 WIB
Blue Sapphire
Ilustrasi perhiasan dengan batu blue safir. Foto: Deane Bayas/Pexels
Jogja -

Batu blue safir telah lama menjadi simbol kemewahan, kekuatan, dan spiritualitas di berbagai peradaban. Dalam sejarah batu blue safir, tercatat bahwa batu ini tak hanya dihargai karena keindahan warnanya yang mendalam, tetapi juga karena makna simboliknya yang dipercaya membawa perlindungan, kebijaksanaan, hingga ketenangan jiwa. Dari kerajaan kuno hingga bangsawan modern, blue safir terus mempertahankan posisinya sebagai salah satu batu permata paling dihormati di dunia.

Seiring waktu, daya tarik batu blue safir tidak hanya terletak pada nilai estetisnya, tetapi juga pada proses terbentuknya yang rumit dan nilai pasarnya yang tinggi. Warnanya yang bervariasi dari biru muda hingga biru tua menjadikannya incaran dalam industri perhiasan dan koleksi batu mulia. Tak heran jika batu ini masih sering dijadikan simbol cinta, kekuasaan, bahkan warisan turun-temurun.

Apakah kamu sudah penasaran dengan seluk beluk batu blue safir, detikers? Yuk, simak penjelasan lengkap yang dihimpun dari Gemological Institute of America, The Conversation, American Gem Society, serta Tribune Online Nigeria berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Batu Blue Safir

Sejak zaman kuno, batu blue safir telah memikat hati manusia dengan warna birunya yang mendalam dan pesonanya yang abadi. Sejarahnya membentang jauh ke masa lalu, ketika batu ini tidak hanya dihargai karena keindahannya, tetapi juga karena makna spiritual dan kekuatan simboliknya.

Pada Abad Pertengahan, blue safir dianggap sebagai representasi langit. Warna birunya diasosiasikan dengan surga, dan diyakini dapat menarik rahmat ilahi serta membawa kebijaksanaan dan penilaian yang benar.

ADVERTISEMENT

Dalam peradaban Yunani Kuno, para pencari wahyu akan mengenakan safir untuk memohon petunjuk dari orakel. Kaum Buddha menghargai batu ini karena diyakini membantu mencapai pencerahan spiritual, sementara umat Hindu menggunakannya dalam ritual pemujaan. Raja-raja Kristen awal menjadikan blue safir sebagai bagian penting dari cincin gerejawi, mempercayainya sebagai pelindung dari kejahatan.

Blue safir bahkan dikaitkan dengan kisah suci dalam agama Abrahamik. Orang Ibrani kuno percaya bahwa Loh Batu Sepuluh Perintah Allah ditulis di atas batu safir. Meski kemudian para sejarawan menduga bahwa batu yang dimaksud kemungkinan besar adalah lapis lazuli, kepercayaan tersebut tetap menegaskan kedudukan spiritual safir dalam sejarah.

Batu safir dari wilayah Kashmir di India dikenal secara luas sebagai yang paling bernilai sepanjang sejarah, terutama pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Safir Kashmir terkenal karena warna birunya yang intens dan bertekstur beludru, serta kejernihannya yang luar biasa. Penemuan ini memicu lonjakan permintaan dan menjadikan Kashmir sebagai sumber paling prestisius. Bahkan, sebuah batu safir dari Kashmir pernah terjual di balai lelang dengan harga mencengangkan: $242.000 per karat, atau lebih dari $6,7 juta total, pada tahun 2015.

Penambangan blue safir kemudian meluas ke wilayah lain, termasuk Sri Lanka yang menjadi tempat ditemukannya berbagai safir bintang terkenal seperti Star of India dan Star of Bombay, serta Star of Adam, safir bintang terbesar di dunia. Pada abad ke-20, Australia menjadi sumber utama hingga akhirnya digantikan oleh Madagaskar pada 1990-an, yang kini menjadi penghasil safir terbesar di dunia.

Pentingnya blue safir tak berhenti di dunia spiritual dan sejarah kuno. Pada tahun 1981, batu ini kembali mencuri perhatian dunia ketika Pangeran Charles memberikan cincin pertunangan bermata blue safir 12 karat kepada Lady Diana. Cincin tersebut diwariskan kepada Kate Middleton oleh Pangeran William ketika ia melamarnya pada tahun 2010. Sejak itu, safir biru telah menjadi simbol cinta kerajaan yang abadi dan penuh makna emosional.

Melalui perjalanan panjang lintas zaman dan budaya, dari peradaban kuno hingga kerajaan modern, blue safir tidak pernah kehilangan pesonanya. Batu ini tetap menjadi lambang spiritualitas, status, dan keabadian cinta, serta terus dikenang sebagai salah satu permata paling ikonik dan bernilai dalam sejarah umat manusia.

Ciri-ciri Batu Blue Safir

Batu blue safir merupakan salah satu permata paling terkenal dan dihargai di dunia. Sebagai anggota keluarga mineral korundum (Alβ‚‚O₃), batu ini terkenal karena keindahan warna birunya yang khas, ketahanan luar biasa, serta kilau yang memikat. Berikut ini adalah ciri-ciri lengkap yang menjadi penanda khas dari batu blue safir asli dan berkualitas.

1. Warna Biru yang Kuat

Warna biru pada safir tidak berasal dari unsur utama aluminium atau oksigen dalam strukturnya, melainkan dari keberadaan impuritas seperti besi dan titanium. Kedua unsur ini menggantikan sebagian aluminium di dalam kisi kristal dan menghasilkan nuansa biru yang bervariasi tergantung pada rasio antara ferrous iron (Fe²⁺) dan ferric iron (Fe³⁺). Semakin tinggi kandungan ferrous iron, semakin pekat warna biru yang dihasilkan, seperti yang umum ditemukan pada safir dari Australia.

Warna biru safir bisa berkisar dari biru terang, biru tua, hingga violet-biru, dengan warna biru beludru dari safir Kashmir dianggap sebagai yang paling bernilai tinggi karena kejernihan dan kelembutan warnanya yang khas. Batu berkualitas tinggi cenderung memiliki warna medium hingga medium-gelap dengan saturasi kuat dan merata.

2. Kejernihan dan Inklusi

Sebagian besar blue safir alami mengandung inklusi atau cacat internal. Namun, dibandingkan dengan ruby, safir umumnya memiliki kejernihan lebih baik. Inklusi yang umum ditemukan berupa jarum halus (rutile) yang disebut 'silk', kristal mineral kecil, serta pola seperti sidik jari dari retakan sebagian terlihat tertutup.

Menariknya, beberapa inklusi justru meningkatkan nilai batu. Contohnya, safir Kashmir memiliki silk yang menyebarkan cahaya dan menciptakan efek visual beludru yang sangat dicari, tanpa mengurangi transparansi batu.

3. Tingkat Kekerasan Tinggi

Blue safir menempati peringkat 9 dari 10 dalam skala kekerasan Mohs, menjadikannya batu paling keras kedua setelah berlian. Tingkat kekerasan ini berarti safir sangat tahan gores dan awet dipakai sehari-hari. Ini adalah alasan utama mengapa blue safir sering digunakan dalam perhiasan seperti cincin, kalung, dan anting.

4. Bersifat Transparan dan Padat

Karena ikatan kimia yang sangat kuat antara aluminium dan oksigen, safir memiliki struktur kristal yang padat dan transparan. Karakteristik ini membuat cahaya mudah menembus batu, menghasilkan kilau tinggi (luster) dan tampilan bersih yang sangat dihargai dalam industri perhiasan.

5. Bentuk Kristal dan Potongan (Cut)

Secara alami, kristal safir terbentuk dalam bentuk heksagonal atau menyerupai prisma berbentuk barel. Potongan paling umum adalah oval dengan kombinasi faset berbentuk layang-layang dan segitiga di bagian atas (mahkota), serta faset persegi panjang di bagian bawah (pavilion). Bentuk dan arah potongan sangat memengaruhi warna akhir yang terlihat dari permukaan.

Untuk safir dengan zona warna (color zoning), pengrajin akan memotong batu sedemikian rupa agar area dengan warna terbaik terlihat dari atas (face-up). Potongan juga memperhitungkan pleokroisme, yaitu perubahan warna jika dilihat dari sudut berbeda. Pada blue safir, ini biasanya antara biru kehijauan dan violet kebiruan.

6. Kejelasan Warna dan Kualitas Cahaya

Ciri lain dari blue safir berkualitas adalah kemampuan memantulkan cahaya dengan baik, yang menjadikan permata ini tampak bercahaya dari dalam (internal glow). Warna biru yang saturasi-nya kuat namun tidak terlalu gelap atau abu-abu menjadi favorit di pasar.

Sementara itu, safir yang terlalu terang, terlalu gelap, atau tampak keabu-abuan biasanya dianggap kurang bernilai. Intensitas warna dan kejernihan yang seimbang menjadi indikator penting dalam penilaian kualitas safir.

Fakta Menarik tentang Blue Safir

Selain memahami sejarah dan ciri-cirinya, ada sejumlah fakta mengenai batu blue safir yang menarik untuk kita cari tahu. Penasaran? Simak penjelasan berikut ini!

1. Safir Terbentuk dari Proses Geologi yang Berbeda

Blue safir tidak hanya terbentuk melalui satu jalur geologi. Permata ini bisa muncul akibat proses metamorfik, yaitu perubahan mineral dalam kondisi tekanan dan suhu tinggi seperti saat pembentukan pegunungan, ataupun dari proses magmatik yang membawa batuan dari dalam bumi ke permukaan melalui aktivitas vulkanik.

Safir-safir terbaik dari Sri Lanka, Kashmir, dan Mogok (Myanmar) berasal dari proses metamorfik. Sementara itu, safir di Australia, Afrika, dan sebagian Amerika Utara lebih banyak terbentuk dari proses magmatik.

2. Tahan Cuaca dan Bertahan di Aliran Sungai

Karena kepadatan dan kekerasannya yang tinggi, safir tahan terhadap pelapukan alami. Akibatnya, batu ini kerap ditemukan di endapan aluvial seperti dasar sungai purba atau tikungan sungai aktif. Para penambang sering menggali endapan-endapan ini untuk mencari safir yang telah bertahan selama jutaan tahun setelah terbentuk.

3. Warna Beragam

Meskipun terkenal karena warna birunya, safir sebenarnya hadir dalam banyak warna tergantung pada elemen jejak (trace elements) yang menggantikan aluminium di strukturnya. Kombinasi besi dan titanium menghasilkan biru, sedangkan kromium menghasilkan merah (ruby), dan besi tanpa titanium dapat menghasilkan warna kuning. Kombinasi warna pink dan oranye menghasilkan jenis safir paling langka dan mahal yang disebut padparadscha.

4. Fenomena Asterisme pada Star Sapphire

Star sapphire atau safir bintang adalah jenis langka yang menunjukkan efek bintang bersinar di permukaannya ketika terkena cahaya. Ini terjadi karena adanya inklusi berbentuk jarum (biasanya rutile) yang tersusun sejajar dalam struktur kristal safir. Ketika batu dipotong menjadi bentuk cabochon (cekung), cahaya dipantulkan dalam pola simetris, membentuk bintang dengan enam bahkan dua belas sinar.

5. Kualitas Star Sapphire Tergantung Potongan

Nilai dari safir bintang sangat ditentukan oleh kejelasan, ketepatan posisi, dan simetri dari efek bintang tersebut. Idealnya, bintang harus berada tepat di tengah permukaan batu, sinarnya tajam dan lurus, serta bisa dilihat dengan jelas dari berbagai sudut pandang. Warna dasar yang kuat namun tidak terlalu gelap membantu menonjolkan kontras bintang tersebut.

6. Safir Warna-warni Bukan Barang Langka

Sapphire yang bukan biru disebut fancy sapphires. Warna-warnanya mencakup ungu, merah muda, kuning, oranye, hijau, bahkan hitam. Beberapa batu safir bahkan mengalami perubahan warna tergantung cahaya yang diterima. Contohnya, safir yang tampak biru di bawah cahaya siang bisa berubah menjadi ungu kemerahan di bawah lampu pijar, fenomena yang dikenal sebagai color change sapphire.

7. Pernah Dijadikan Ganjalan Pintu

Salah satu safir paling terkenal di dunia, Black Star of Queensland, pernah digunakan sebagai penahan atau ganjalan pintu. Batu seberat lebih dari 1.100 karat ini ditemukan di Queensland oleh seorang anak berusia 12 tahun dan tidak disadari nilainya selama bertahun-tahun, hingga akhirnya dipotong, dipoles, dan menjadi salah satu batu safir bintang paling berharga di dunia.

8. Peran Sosial dan Ekonomi di Komunitas Penambang

Di banyak wilayah penambangan seperti Madagaskar, safir menjadi sumber penghidupan utama bagi komunitas lokal, termasuk perempuan. Pelatihan gemologi dasar dan pengenalan alat sederhana seperti lup (kaca pembesar) telah membantu para penambang perempuan mengenali nilai batu mereka sendiri, meningkatkan daya tawar, dan bahkan mulai membuka usaha pemolesan batu mereka sendiri.

9. Tantangan Sosial dalam Industri Safir

Meskipun bernilai tinggi, proses ekstraksi dan perdagangan safir tidak selalu adil. Banyak penambang di tingkat hulu hanya menerima harga sangat rendah, kadang kurang dari satu dolar per karat.

Padahal, setelah dipotong dan dipoles, batu yang sama bisa bernilai ratusan dolar. Isu ini mendorong lembaga-lembaga seperti Responsible Jewellery Council dan proyek-proyek akademis seperti GemHub untuk menetapkan standar keberlanjutan dan etika dalam industri batu mulia.

10. Aplikasi Industri Safir Sintetis

Selain dalam perhiasan, safir sintetis yang dibuat melalui metode Verneuil telah membuka jalan bagi aplikasi industri. Karena kekuatannya, safir digunakan untuk jendela berdaya tahan tinggi, instrumen ilmiah, serta komponen dalam sistem komunikasi satelit dan sirkuit elektronik.

Kisaran Harga Blue Safir

Batu blue safir merupakan salah satu batu permata paling bernilai di dunia, baik karena keindahannya yang khas maupun kekerasan dan kelangkaannya. Namun, harga batu blue safir sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti asal-usul batu, warna, kejernihan, ukuran (carat), serta kualitas potongan.

Salah satu rekor tertinggi dalam penjualan safir tercatat pada Oktober 2015, ketika sebuah blue sapphire dari Kashmir dijual seharga US$ 242.000 per carat, atau lebih dari US$ 6,74 juta (sekitar Rp 109 miliar, dengan kurs estimasi Rp 16.200 per US$) secara total. Ini menandai harga tertinggi per carat yang pernah dicapai untuk safir, dan mencerminkan posisi Kashmir sapphire sebagai salah satu yang paling langka dan dicari di dunia.

Untuk safir biasa, terutama dalam bentuk batu kasar berukuran kecil, harga di tingkat penambang bisa sangat rendah. Disebutkan bahwa safir mentah kecil bisa dihargai di bawah US$ 1 per carat (sekitar Rp 16.200 per carat). Namun, setelah dipotong dan dipoles, batu-batu kecil berkualitas baik dapat bernilai hingga AU$ 100 per carat (sekitar Rp 1.080.000 per carat, kurs estimasi Rp 10.800 per AU$).

Demikianlah informasi lengkap mengenai sejarah batu blue safir beserta ciri hingga kisaran harganya. Semoga bermanfaat!




(par/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads