Produk gula semut yang dikelola BUMDes Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, tembus pasar Hungaria. Total ada 18,5 ton gula semut yang diekspor ke Hungaria hari ini.
Pengiriman belasan gula semut dari Langgongsari itu disaksikan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto dan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso. Menteri Yandri menjelaskan produk yang diekspor kali ini dikelola oleh BUMDes setempat dengan nilai ekspor sekitar Rp 540 juta.
"Kita melepas ekspor gula semut dari desa ini melalui BUMDes, kita akan lepas sebanyak 18,5 ton ke Hungaria dengan nilai sebesar 35 ribu USD," kata Yandri kepada wartawan usai pelepasan di lokasi, Kamis (1/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yandri mengklaim ini merupakan keberhasilan program kerja sama dengan Kementerian Perdagangan yang baru berlangsung beberapa bulan lalu.
"Ini artinya kerja sama kami dengan Mendag, MOU beberapa bulan yang lalu menciptakan desa-desa eskpor Indonesia dengan dukungan penuh komisi V DPR RI sudah mulai menampakkan hasil ini akan terus kami perkuat," terangnya.
Ia berharap program ini bisa turut membantu pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo. Ke depannya Yandri bakal lebih memperbanyak program ekspor yang digagas oleh BUMDes.
"Sehingga bangun desa bangun Indonesia dan angka pertumbuhan 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo insyaallah desa-desa bisa menyumbangkan 2-3 persen pertumbuhan ekonomi. Salah satunya melalui desa eskpor termasuk desa ketahanan pangan dan desa swasembada energi," jelasnya.
Yandri berpesan kepada para penderes untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Harapannya agar program ekspor ini bisa berkelanjutan.
"Pesan saya mutunya dijaga sehingga bukan hanya membawa nama desa Langgongsari tapi sejatinya ekspor ini membawa nama baik Indonesia. Apalagi tadi kata Pak Bupati 90 persen kebutuhan gula semut di dunia dari Indonesia dan 80 persennya dari Banyumas dan sekitarnya," ungkapnya.
Menteri Budi menambahkan, ini merupakan kali pertama pelepasan ekspor yang dikelola oleh BUMDes. Pihaknya menargetkan ekspor pada tahun ini bisa mencapai 7,1 persen.
"Ini perdana setelah melakukan kolaborasi dengan kementerian desa melalui BUMDes. Target tersebut naik dari tahun sebelumnya yang hanya 2,29 persen. Target tersebut tidak lepas dari tiga prospek utama, yaitu bagaimana pengamanan pasar dalam negeri, perluasan ekspor, dan UMKM agar bisa ekspor," kata Budi.
Pihaknya telah mengidentifikasi dan mendata ada kurang lebih 2.330 desa dengan membaginya menjadi 2 klaster. Klaster pertama ada sebanyak 734 desa yang masuk kategori siap ekspor, sementara ada 1.598 desa belom siap ekspor.
"Hiliriasi juga harus kita siapkan, misalkan packaging. Ada bisnis managerial dan ada pitching memperkenalkan produk, setelah dapat buyer. Kemarin ada 330 UMKM yang ikut bisnis managing dengan nilai transaksi Rp 850 miliar," pungkasnya.
(ams/apu)