Kebijakan Tarif Trump Ancam Ekspor Perikanan, Menteri KKP: Masih Negosiasi

Kebijakan Tarif Trump Ancam Ekspor Perikanan, Menteri KKP: Masih Negosiasi

Jarmaji - detikJateng
Jumat, 11 Apr 2025 18:21 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, di Universitas Boyolali, Jumat (11/4/2025).
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, di Universitas Boyolali, Jumat (11/4/2025). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, mengakui bahwa kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Tump akan berdampak kepada nilai ekspor perikanan Indonesia ke Amerika yang nilainya mencapai hampir 2 miliar dolar. Meski begitu dia tetap optimis terhadap industri perikanan Indonesia.

"Ekspor (perikanan) kita ke Amerika itu kira-kira sekitar hampir 2 miliar dolar, 1,6 sampai 1,8 miliar dolar. Itu kan sebetulnya kan dikenai beban tarif di lokal, artinya kan masyarakat atau konsumen Amerika itu diberikan beban tambahan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, kepada para wartawan disela-sela kunjungannya ke Universitas Boyolali, Jumat (11/4/2025).

Dia mengemukakan, kebijakan tarif impor Trump itu tentu akan berdampak ke sektor perikanan Indonesia. Meski demikian, menurutnya saat ini negosiasi masih berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya tentu akan berdampak ke kita. tetapi kita tetap optimis bahwa selalu yang pertama, kan negosiasi sedang berlangsung," jelasnya.

Selain itu, dia menyebut pasar produksi perikanan Indonesia juga tidak hanya ke Amerika Serikat. Tetapi juga ke sejumlah negara lain baik Asia maupun Eropa.

ADVERTISEMENT

"Yang kedua, market kita kan juga tidak hanya ke Amerika. Ya kita sedang meneliti kira-kira kalau 1,6 atau 1,8 (miliar dolar) ke Amerika, sisanya itu menyebar ke Cina, ke Eropa, ke Jepang," imbuh dia.

Namun yang paling penting dan fundamental, menurut Trenggono, yakni penguatan pasar dalam negeri. Pihaknya telah memerintahkan seluruh jajaran di Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk bekerja keras, karena sektor perikanan memberikan sumbangsih ketersediaan protein sangat besar.

Selain itu, terang Trenggono, konsumsi ikan dalam negeri sejauh ini juga sangat tinggi. Neraca perdagangan sektor perikanan ini antara ekspor dan impor juga terpaut jauh. Nilai ekspor kita lebih besar daripada impornya.

"Jadi produksinya kita kira-kira 13 juta ton dan konsumsi dalam negerinya itu sangat tinggi. Neraca perdagangan kita antara yang kita ekspor dengan yang kita impor itu jauh sekali. Rata-rata ekspor kita di 5,5 sampai 6 miliar dolar setiap tahun. Impor kita cuma 700 juta," paparnya.

"Tapi kita nggak boleh terlena di situ. Kita akan bekerja keras untuk memperkuat market di dalam negeri dan juga kemudian market-market di luar Amerika," pungkas Trenggono.

Sebelumnya, dilansir detikFinance, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dampak dari pengenaan tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Indonesia sebesar 32% bersifat terbatas. Sebab Indonesia tidak banyak melakukan ekspor ke Negeri Paman Sam.

Meski demikian Luhut menilai akan ada sejumlah sektor yang terdampak terutama tekstil dan perikanan. Menurutnya hal itu perlu diperhatikan karena sektor perikanan menyerap banyak pekerja.

"Meskipun secara agregrat dampaknya terbatas, tetapi terdapat sektor-sektor yang mengalami penurunan ekspor dan output cukup besar seperti perikanan. Perikanan perlu kita perhatikan karena ini menyangkut banyak, ratusan ribu buruh," kata Luhut dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (8/3/2025).




(afn/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads