Pembelian emas fisik dan emas digital saat ini menjadi salah satu fenomena yang banyak dilakukan oleh masyarakat guna investasi jangka panjang. Namun, mungkin tidak sedikit orang yang justru bertanya-tanya mengenai, lebih baik emas fisik atau emas digital, ya?
KBBI mendefinisikan emas sebagai logam mulia berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk, biasa dibuat perhiasan seperti cincin, kalung. Emas juga dapat dimaknai sebagai harta, sesuatu yang tinggi mutunya, hingga sesuatu yang berharga atau bernilai.
Kemudian di dalam buku 'Ekonomi Mineral Indonesia' karya Faisol Mukarrom, ST, MM, dijelaskan bahwa emas memiliki ciri fisik berupa warna kuning mengkilap, mudah ditempa, hingga memiliki berat tertentu. Adapun tingginya kualitas dipengaruhi oleh mineral berupa perak, tembaga, dan pirit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana yang diketahui, ada berbagai wujud emas yang bisa dibeli oleh seseorang. Baik itu yang berbentuk fisik maupun yang kini tak kalah digemari adalah emas digital. Oleh karena itu, mungkin tidak sedikit orang yang mulai mempertimbangkan pembelian di antara keduanya.
Lantas, sebenarnya manakah yang lebih baik, emas fisik atau emas digital? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Emas Fisik?
Sebelum mengetahui referensi informasi guna mempertimbangkan pembelian emas fisik atau emas digital, terlebih dahulu mari mengenal satu per satu. Dimulai dari emas fisik yang seperti namanya merupakan jenis emas yang berwujud dan dapat disentuh.
Dijelaskan dalam buku 'Kaya Sekarang Juga!' oleh Taufik Hidayat, SE, MSi, bahwa emas fisik disebut juga sebagai physical gold adalah emas yang saat dibeli, seseorang akan memiliki emas tersebut secara fisik. Biasanya emas fisik terdiri dari emas batangan, koin emas, hingga emas perhiasan.
Emas batangan biasanya dibuat dengan bentuk batangan atau lempengan dengan berat bervariasi mulai dari 1 gram sampai 1 kilo gram. Umumnya, emas batangan yang dijual berbentuk persegi panjang dengan kadar 22 karat atau 24 karat.
Kemudian ada koin emas yang wujudnya serupa koin. Emas jenis ini dahulu dikenal sebagai alat tukar yang sah sebelum orang-orang mengenal adanya uang. Namun demikian, ada berbagai koin emas yang kini cukup langka dan menjadi buruan dari para kolektor.
Di Indonesia sendiri, koin emas masih diproduksi oleh salah satu perusahaan besar. Umumnya, koin emas yang ditawarkan berkaitan dengan agenda penting. Misalnya saja pergantian tahun dalam kalender China.
Sementara itu, Andreas Freddy Pieloor dalam bukunya 'Investasi Cerdas Menuju Kekayaan' memberikan informasi bahwa emas fisik merupakan instrumen investasi yang dapat dimiliki. Artinya, seseorang yang membeli emas fisik akan mendapatkan wujud barang yang dibeli dalam wujud yang nyata.
Serupa dengan apa yang dijelaskan sebelumnya, di buku ini turut dipaparkan bahwa emas fisik memiliki berbagai jenis. Baik itu yang berbentuk perhiasan dengan kadar beraneka ragam hingga emas batangan yang memiliki kadar kemurnian tinggi.
Mengenal Emas Digital
Kalau sebelumnya telah dibahas mengenai emas fisik, lalu apa itu emas digital? Diungkap dalam buku 'Bitcoin: Cara Baru Berinvestasi' karya Ibrahim Nubika, bahwa emas digital atau disebut juga sebagai digital gold merupakan salah satu jenis investasi yang memanfaatkan teknologi informasi. Secara umum, sistem emas digital melibatkan transaksi pembayaran, penyimpanan aset, hingga penukaran yang berbasis digital.
Sementara itu dijelaskan melalui laman Forbes, bahwa emas digital menjadi sebuah konsep investasi yang berbentuk digital yang mana pembeliannya melibatkan metode transaksi tertentu. Melalui emas digital, seseorang dapat melakukan pembayaran dalam jumlah kecil untuk jangka waktu tertentu.
Tidak hanya itu saja, transaksi emas digital juga dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja dengan kemudahan akses secara digital. Namun demikian, emas digital tidak melibatkan wujud emas secara fisik.
Kemudian merujuk dari modul 'Emas Digital (Digital Gold)' yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan RI, dijelaskan bahwa emas digital tersedia di bursa berjangka dan pedagang fisik emas digital lainnya. Meskipun begitu, keduanya sama-sama melibatkan lembaga kliring berjangka dan pengelola tempat penyimpanan atau depository.
Meskipun tidak berwujud fisik, tetapi perdagangan emas digital telah diatur di dalam sejumlah perundang-undangan resmi. Bahkan ada pengaturan perdagangan pasar fisik emas digital yang memastikan perlindungan konsumen, memberikan kepastian hukum, hingga mencegah perdagangan pasar fisik emas digital yang ilegal.
Lebih Baik Emas Fisik atau Digital?
Terkait dengan emas fisik atau emas digital, terdapat pertimbangan tersendiri dari masing-masing jenis emas tersebut. Salah satunya yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan dari setiap produk.
Menurut buku 'Dasar-Dasar Perencanaan Keuangan Pribadi' oleh Ilsa Haruti Suryandari dan Agustinus Tri Kristanto, bahwa emas digital sering kali melibatkan tabungan emas yang memudahkan seseorang dalam mengumpulkan emas secara bertahap dari waktu ke waktu.
Biasanya tabungan emas memungkinkan investor membeli emas dalam jumlah yang kecil hingga mendapatkan berat tertentu. Sistem penyimpanan emas digital yang dilakukan secara elektronik membuat investor akan menerima sertifikat digital alih-alih wujud emas secara fisik.
Namun demikian, saat investor ingin menarik emas digital menjadi bentuk fisik kemungkinan akan dikenakan biaya tertentu. Ini tergantung pada lembaga keuangan yang mengelola dan menjaga emas tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan dalam buku '7 Ways to Master Your Finances: Rahasia Mencapai Kebebasan Finansial' karya Dandung Bawono, bahwa emas fisik membutuhkan modal pembelian yang cukup besar. Misalnya saja seseorang yang ingin membeli emas batangan, minimal berat yang harus dibeli adalah setengah gram atau 0,5 gram. Harga dari berat emas tersebut cenderung besar.
Lain halnya dengan emas digital yang bisa dibeli dengan harga Rp 10-50 ribu. Ini dikarenakan ada sebagian lembaga penyedia emas digital yang membuka tabungan emas yang memungkinkan investor mengumpulkan uangnya dari waktu ke waktu.
Baik itu emas fisik maupun emas digital, seseorang perlu berhati-hati dalam proses pembeliannya. Saat membeli emas fisik, investor perlu mengecek keasliannya. Begitu juga dengan emas digital yang juga perlu dicek keamanan platform penyedianya.
Terlepas dari semua pertimbangan tadi, pilihan untuk membeli emas fisik atau emas digital dikembalikan lagi kepada masing-masing orang. Mengingat ada berbagai faktor yang membuat seseorang memilih untuk membeli masing-masing jenis emas tersebut.
Diungkap dalam buku 'Make It Happen, Now! Buku Pintar Rencana Keuangan untuk Wujudkan Mimpi' oleh Prita Hapsari Ghozie, baik emas fisik maupun emas digital memiliki tujuan investasi yang sama. Masing-masing jenis emas tersebut memberikan kesempatan bagi investor untuk mengumpulkan gram emas dengan cara tersendiri.
Nah, itulah tadi rangkuman penjelasan mengenai emas fisik dan emas digital beserta dengan keunggulannya. Semoga membantu.
(par/ahr)