Ketika mendengar "logam mulia", pikiran kita mungkin langsung tertuju pada emas. Emas memang merupakan salah satu logam mulia yang paling terkenal dan digemari. Namun, tahukah kamu apa itu logam mulia sebenarnya?
Meski emas sangat terkenal sebagai logam mulia, faktanya masih ada banyak logam mulia lainnya. Bahkan ada lebih dari 9 jenis yang termasuk dalam kelompok ini.
Penasaran dengan logam mulia? Mari kita simak penjelasan lengkap yang dirangkum dari artikel berjudul Introductory Chapter: Overview of the Properties and Applications of Noble and Precious Metals oleh Mohindar S Seehra dan Alan D. Bristow yang dipublikasikan pada jurnal Introductory Chapter: Overview of the Properties and Applications of Noble and Precious Metals (2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Logam Mulia
Logam mulia adalah sekelompok logam yang termasuk dalam golongan logam transisi pada tabel periodik. Beberapa contohnya adalah tembaga (Cu), perak (Ag), emas (Au), platinum (Pt), palladium (Pd), iridium (Ir), osmium (Os), ruthenium (Ru), rhodium (Rh), dan rhenium (Re).
Logam mulia ini memiliki sifat-sifat khusus, seperti memiliki titik leleh yang tinggi dan struktur kristal tertentu. Beberapa di antaranya, seperti kelompok platinum, memiliki keistimewaan tersendiri.
Logam mulia sering digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk perhiasan, koin, serta dalam industri katalis dan biomedis. Jadi, secara sederhana, logam mulia adalah jenis logam yang memiliki nilai tinggi dan banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan.
Jenis-Jenis Logam Mulia
Setelah memahami pengertiannya, sekarang adalah waktunya untuk mengenali jenis-jenis logam mulia, lengkap dengan contoh aplikasinya.
1. Tembaga (Cu)
Tembaga adalah logam mulia yang paling melimpah dan paling terjangkau. Dengan konduktivitas listrik dan termal yang sangat baik, tembaga digunakan secara luas dalam transmisi listrik, pipa air, dan peralatan masak.
Tembaga juga diaplikasikan dalam bidang katalis, baik dalam bentuk nanopartikel maupun dalam pengobatan medis sebagai agen antibiotik, antijamur, dan antimikroba.
2. Perak (Ag)
Perak memiliki konduktivitas listrik yang baik dan stabilitas kimia yang tinggi. Di skala nanometer, perak banyak digunakan dalam aktivitas katalitik dan sebagai antimikroba, seperti dalam memperbaiki kualitas mikroba pada air minum. Perak juga digunakan dalam teknologi medis dan elektronik.
3. Emas (Au)
Di antara semua logam mulia, emas merupakan salah satu yang paling terkenal. Emas memiliki stabilitas kimia yang luar biasa dan konduktivitas listrik yang baik. Sifat tersebut membuatnya cocok untuk aplikasi kontak listrik dan reflektor optik.
Partikel emas berukuran nanometer memiliki resonansi plasmon lokal yang kuat dan telah diaplikasikan dalam teknologi biomedis, katalisis, dan elektronika.
4. Platinum (Pt)
Dibandingkan dengan logam mulia jenis lainnya, platinum merupakan yang paling langka. Jumlahnya pun tidak melimpah seperti tembaga dan emas.
Salah satu keunikan platinum adalah sifat katalis kimia yang sangat efisien. Logam mulia satu ini sangat sering digunakan dalam konverter katalitik untuk mengoksidasi karbon monoksida dalam mesin pembakaran internal. Selain itu, platinum juga kerap digunakan di dalam elektrokimia.
5. Paladium (Pd)
Paladium memiliki daya serap hidrogen yang besar. Oleh sebab itu, Paladium kerap menjadi katalis yang sangat efektif untuk reaksi hidrogenasi dan dehidrogenasi. Partikelnya yang berukuran nanometer juga digunakan sebagai agen antimikroba dan untuk meningkatkan sensitivitas deteksi Raman permukaan.
6. Iridium (Ir)
Meski sangat jarang ditemukan, iridium memiliki resistensi yang sangat tinggi terhadap korosi. Oleh sebab itu, logam mulia ini digunakan sebagai bahan baku komponen busi dan peralatan ruang angkasa.
Partikel iridium yang berukuran nanometer juga sudah disitentis serta diuji sebagai katalis dan sensor.
7. Osmium (Os)
Osmium sangat jarang ditemukan dan memiliki kepadatan tinggi. Meskipun tidak mudah diolah, nanopartikel Os digunakan dalam katalis dan teknologi sel bahan bakar. Osmium dan Ruthenium termasuk ke dalam kelompok platinum (Pt).
8. Ruthenium (Ru)
Ruthenium adalah logam transisi berwarna perak yang umumnya ditemukan sebagai komponen minor dalam bijih platinum. Ru tidak reaktif secara kimia dan dapat meningkatkan kekerasan paduan platinum dan paladium.
Ruthenium juga digunakan dalam superalloy untuk mesin jet dan sebagai bahan kontak yang ekonomis. Selain itu, senyawa RuO dan MReO digunakan dalam elektronika, dan Ru juga diaplikasikan dalam katalisis dan sel surya.
9. Rhodium (Rh)
Berikutnya ada rhodium adalah logam transisi berwarna putih perak yang tahan korosi dan inert secara kimia. Meskipun awalnya digunakan dalam perhiasan, penggunaan rhodium sekarang umum dalam katalis konverter tiga arah di industri otomotif. Selain itu, Rh digunakan dalam detektor neutron dan kontak listrik.
10. Rhenium (Re)
Rhenium memiliki titik lebur tertinggi setelah wolfram (W) dan karbon (C). Logam ini padat dengan warna putih-perak. Rhenium yang diekstraksi bersama Mo dan bukan bagian dari grup platinum.
Meski begitu, Re memiliki sifat yang serupa dengan logam mulia lainnya. Re diaplikasikan dalam berbagai bidang, termasuk dalam pembuatan suatu alloy dan katalis, serta di industri optik.
Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu logam mulia, jenis-jenis, hingga contohnya. Semoga bermanfaat!
(par/apl)