Di Temanggung, ada pabrik cerutu yang berdiri sejak zaman kolonial dan masih eksis hingga sekarang. Selama lebih dari 100 tahun, pabrik ini tetap mempertahankan proses pembuatan dengan cara tradisional.
Pabrik cerutu itu bernama Rizona Baru yang terletak di Jalan Diponegoro No 27 Temanggung. Pabrik cerutu ini mulai beroperasi sejak tahun 1910.
"Mulai 1910, sampai sekarang generasi ketiga (115 tahun atau 1 abad). Dulu mereknya Rizona, sekarang Rizona Baru," kata Mulyadi Hartono (74), pemilik Rizona Baru kepada awak media di Temanggung, Jumat (24/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulyadi menyebut, pabriknya mengambil bahan baku tembakau dari Jember, Jawa Timur. Hal itu dikarenakan karakteristik tembakau yang lebih cocok.
"(Bahan baku) dari Jawa Timur. Memang yang cocok dari Jawa Timur. Kalau untuk (tembakau) Temanggung rasanya agak berat," sambung Mulyadi.
Untuk produksi setiap harinya, pihaknya dibantu sekitar 30 orang termasuk yang packing. Para pekerja ini kebanyakan perempuan. Dalam sehari, mereka mampu memproduksi hingga 5.000 batang cerutu.
"4.000 sampai 5.000 batang sehari (produksinya dengan 3 jenis). (Pemasaran) lokal saja, paling jauh Medan. Kadang Jakarta, Bandung, Surabaya," tuturnya.
Pihaknya mengakui adanya kendala pada pemasaran. Hal ini mengingat banyak yang merokok jenis kretek dan peminat cerutu berkurang.
"Sekarang banyak orang ngisep kretek, cerutu sudah agak kurang. Dulu pertama dari zaman Belanda banyak peminatnya. Semakin nganu kan (berkurang), semakin terdesak sama rokok kretek," ujarnya.
![]() |
Pabrik cerutu milik Mulyadi ini menjadi salah satu yang dikunjungi Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Jumat (24/1). Dirinya berharap Menteri Maman mampu membantu dalam hal distribusi.
"Ya, saya harap bisa membantu pemasaran," tutur dia.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Perdagangan Kabupaten Temanggung, Entargo Yutri Wardono mengatakan, pabrik cerutu yang masih bertahan di Temanggung ada dua salah satunya Rizona tersebut.
"Industri cerutu ya, apa namanya perkembangannya nggak begitu baik karena di pemasaran. Karena sekarang banyak yang rokok kretek, cerutu kan terbatas sehingga mereka punya pasar-pasar tertentu," kata Entargo, Sabtu (25/1/2025).
"(Rizona) Itu memang legend sejak zaman kolonial dulu. Kami paling membantu pemasaran diikutkan dalam pameran-pameran. Manakala ada tamu diarahkan (ke Rizona), tapi ternyata tamu-tamu nggak semuanya konsumsi cerutu," kata dia.
Apresiasi Menteri UMKM
Sementara itu, dalam kunjungannya Menteri UMKM Maman Abdurrahman memberikan apresiasi terhadap keberadaan pabrik cerutu Rizona tersebut. "Ini saya, pertama harus apresiasi dulu kepada beliau (Mulyadi) sebagai pelopor rokok cerutu Temanggung. Beliau adalah generasi ketiga," kata Maman.
"Artinya dalam konteks pelestarian usaha keluarga khususnya rokok cerutu Temanggung, beliau ini harus kita apresiasi. Kehadiran kami disini, pertama ingin melihat kondisi produksi rokok cerutu Temanggung. Sudah diskusi dengan beliau ada beberapa aspirasi terkait bagaimana meningkatkan pemasarannya," kata Maman.
Kementerian UMKM, kata Maman, menugaskan salah satu deputi untuk memberikan support pemasarannya. Sehingga cerutu bisa semakin berkembang dan dikenal masyarakat luas.
"Saya juga salah satu ya bukan penggemar cerutu ya, tetapi terkadang saya juga suka cerutu. Ini (Rizona) enak rasanya dan tidak kalah dengan cerutu-cerutu yang dari luar," ujarnya.
(aku/aku)