Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025 dinilai berdampak buruk pada daya beli masyarakat. Namun, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan RI, Budiman Sudjatmiko menegaskan bahwa hal tersebut tak berdampak pada masyarakat miskin.
Hal tersebut disampaikan Budiman Sudjatmiko saat mengunjungi Basecamp Pusat Asosiasi Petani Kelengkeng Mandiri di Desa Lembu Purwo, Kecamatan Mirit, Kebumen pada Selasa (24/12/2024) sore. Ia menyebut, PPN 12 % itu hanya untuk barang mewah.
"PPN 12% itu kan untuk barang mewah, nah barang mewah kan sudah ditetapkan oleh Menteri Keuangan bahwa untuk kebutuhan sehari-hari itu nol persen, tidak ada. Masyarakat miskin nggak (terdampak), ini hanya untuk barang mewah. Petani-petani, nelayan-nelayan yang memang hampir tidak mampu mengonsumsi barang mewah ya semuanya tidak terdampak," kata Budiman kepada detikJateng di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambkan, saat ini kemiskinan ekstrem di Indonesia berhasil ditekan hingga angka 0,8 persen. Salah cara untuk menekan kemiskinan ekstrem tersebut adalah dengan pemberian bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat yang membutuhkan.
"(Bansos) untuk kemiskinan ekstrem sangat sukses membantu. Sekarang Indonesia berhasil menekan kemiskinan ekstrem 0,8 persen. Targetnya 2026 kita ingin nol persen kemiskinan," imbuhnya.
Menurutnya, bansos ibarat seperti pelampung yang bisa menolong orang yang akan tenggelam. Setelah itu, pihaknya memastikan bahwa setelahnya, warga masyarakat bisa naik ke perahu dan mampu bertahan secara mandiri salah satunya dengan cara budi daya kelengkeng.
"Bansos ibaratnya sanggup memberikan pelampung bagi orang-orang yang sedang tenggelam di laut. Tugas kita memastikan supaya yang dapat pelampung itu terlalu betah di air, saatnya naik ke perahu, salah satu perahunya ya kelengkeng ini," lanjutnya.
![]() |
Dalam kesempatan itu, Budiman juga sempat memanen kelengkeng di kebun. Untuk mengentaskan kemiskinan di Kebumen, pihaknya akan segera mengidentifikasi kelompok kemiskinan, mendorong investasi hingga akan 'mengkelengkengkan' Kebumen.
"Strateginya, satu, 'mengkelengkengkan' Kebumen dulu. Kemudian kami akan mengidentifikasi kelompok miskin di Kebumen. Nanti di bulan Januari kita dorong ada investasi di kantong-kantong kemiskinan Kebumen khusus nya di komoditi kelengkeng ini," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Kelengkeng Seluruh Indonesia, Ahmad janan (56) selaku pemilik kebun kelengkeng yang dikunjungi mengaku ikut andil dalam mewujudkan swasembada pangan salah satunya dengan menjadi petani kelengkeng. Ia berharap agar ke depan bisa ikut membantu mendorong petani kelengkeng terutama untuk biaya pengembangan.
"Kami mandiri mewujudkan swasembada pangan, kami bentuk sosialisasi seluruh Indonesia. Harapannya ya pemerintah ikut mendorong kami, terutama anggaran," ucapnya.
(apu/afn)