Cabai Busuk Buntut Cuaca Ekstrem, Petani Banyumas Sambat Rugi Puluhan Juta

Cabai Busuk Buntut Cuaca Ekstrem, Petani Banyumas Sambat Rugi Puluhan Juta

Anang Firmansyah - detikJateng
Senin, 16 Des 2024 13:10 WIB
Kondisi cabai merah yang busuk karena terdampak cuaca ekstrem di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Senin (16/12/2024).
Kondisi cabai merah yang busuk karena terdampak cuaca ekstrem di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Senin (16/12/2024). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Tanaman cabai merah keriting yang ada di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas membusuk. Peristiwa ini terjadi dampak dari cuaca ekstrem sehingga intensitas hujan meningkat.

Salah seorang petani, Risun (40), memilih untuk membabat tanaman cabai karena kondisi tersebut. Ia mengaku merugi hingga puluhan juta.

"Ini modalnya kemarin Rp 30 juta. Ini cuma dapat Rp 10 juta. Jadi rugi Rp 20 juta, belum dihitung tenaga," kata Risun saat ditemui wartawan, Senin (16/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Risun mengungkapkan sebenarnya tanaman cabai miliknya bisa diselamatkan dengan disemprot obat sebelum masa panen. Namun pada saat itu kondisi harga cabai sedang murah.

"Harga dari petani kalau normal Rp 15 ribu. Mulai turun harganya September Rp 10-12 ribu. Terus awal Bulan Desember malah turun lagi jadi Rp 7.000-8.000," terangnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau harus disemprot obat tambah rugi. Sekarang begitu cuaca ekstrem, nggak ada pencegahan jadi langsung rusak," lanjut dia.

Kondisi cabai merah yang busuk karena terdampak cuaca ekstrem di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Senin (16/12/2024).Kondisi cabai merah yang busuk karena terdampak cuaca ekstrem di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Senin (16/12/2024). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng

Jika dalam kondisi normal sebenarnya ia bisa untung dua kali lipat. Hanya saja ia harus pasrah dengan kondisi seperti ini.

"Kalau normal modal Rp 30 juta bisa dapet Rp 60 juta. Ini saya menanam 8 ribu batang, luasnya sekitar 1 hektare. Kemarin yang bisa diselamatkan terakhir hanya 2 kilogram saja," jelasnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Kusniyanto (60). Ia mengaku kondisi tahun ini yang terparah. Pada tahun lalu panennya cukup bagus.

"Sekitar 3 tahun sekali. Tahun kemarin bagus panennya. Ini paling parah sampai busuk begini," ungkapnya.

Kusni mengatakan tanaman cabainya juga terdampak cuaca ekstrem. Padahal belakangan ini harga cabai sedang naik lagi.

"Ini busuk batang dan akar akibat cuaca ekstrem. Sebenarnya sayang, karena harga cabai sekarang lagi naik lagi," pungkasnya.




(apu/ahr)


Hide Ads